Insurance Deductible Options - Importance Of Understanding Deductible Options Having a sound understanding of deductible options is an essential part of managing personal or business finances. Deductibles are the amount of money you pay out of pocket before insurance coverage starts. It's important to understand how deductibles work and the various options available to you. By choosing the right deductible option, you can manage your finances more effectively and ensure that you're not overpaying for insurance coverage. Furthermore, understanding deductible options can help you make informed decisions about healthcare services, business expenses, and other financial matters. In summary, having a good grasp of deductible options is a fundamental step in achieving financial stability and security. Types Of Deductibles A deductible is a type of expense that an individual or business must pay before receiving in
Pada tahun 1687, Sir Isaac Newton berhasil menemukan hubungan antara gaya dan gerak. Dari hasil pengamatannya, ia merumuskan tiga teori fisika yang dikenal dengan nama Hukum Newton 1, 2, dan 3.
Hukum Newton 1 menyatakan, jika resultan gaya yang bekerja pada suatu benda sama dengan nol, benda yang awalnya diam akan selamanya diam.
Hukum Newton 2 menyatakan, percepatan sebuah benda akan berbanding lurus dengan gaya total yang bekerja padanya serta berbanding terbalik dengan massanya.
Hukum Newton 3 menyatakan, setiap aksi akan menimbulkan reaksi. Gaya aksi reaksi bekerja saling berlawanan dan bekerja pada benda yang berbeda-beda. seperti ketika seseorang mendayung perahu. Aksi mendorong air ke belakang menimbulkan reaksi berupa dorongan air yang menyebabkan perahu bergerak ke depan.
Hukum III Newton ini berkaitan dengan gaya aksi dan reaksi. Maksudnya adalah setiap benda yang diberikan gaya aksi, maka benda tersebut akan kembali memberikan gaya reaksi yang besarnya sama terhadap kita. tapi arahnya berlawanan. Jadi, Hukum III Newton dapat ditulis dengan persamaan Faksi = -Freaksi.
Saaat mendayung perahu dengan menggerakkan dayung ke arah belakang, perahu yang dikendarai akan bergerak ke depan. Hal ini terjadi karena ada gaya aksi yang kita berikan melalui dayung (kita mendayung adalah gaya aksi), sehingga perahu akan memberikan gaya reaksi yang sama besar tetapi arahnya berlawanan, yaitu dengan bergerak ke depan.
Jika seorang nelayan mendayung perahunya unyuk menyebrangi sungai dengan kecepatan 6 km/jam berlawanan arus dengan kecepatan arus 10 km/jam pada lebar sungai 240 km.
Untuk mencari arah lintasan, dicari terlebih dahulu kecepatan resultan perahu terhadap arus (Vpa). Langkah pertama mencari kecepatan resultan terlebih dulu dengan cara berikut:
v = √vp² + va²
v = √6² + 10²
v = √36 + 100
v = √136
Vpa = 2√34 km/jam ≈ 11,66 km/jam
Misalkan sudut yg terbentuk antara arah aliran dengan arah lintasan perahu = y, maka:
Hukum Newton 2 menyatakan, percepatan sebuah benda akan berbanding lurus dengan gaya total yang bekerja padanya serta berbanding terbalik dengan massanya.
Hukum Newton 3 menyatakan, setiap aksi akan menimbulkan reaksi. Gaya aksi reaksi bekerja saling berlawanan dan bekerja pada benda yang berbeda-beda. seperti ketika seseorang mendayung perahu. Aksi mendorong air ke belakang menimbulkan reaksi berupa dorongan air yang menyebabkan perahu bergerak ke depan.
Hukum III Newton ini berkaitan dengan gaya aksi dan reaksi. Maksudnya adalah setiap benda yang diberikan gaya aksi, maka benda tersebut akan kembali memberikan gaya reaksi yang besarnya sama terhadap kita. tapi arahnya berlawanan. Jadi, Hukum III Newton dapat ditulis dengan persamaan Faksi = -Freaksi.
Jika seorang nelayan mendayung perahunya unyuk menyebrangi sungai dengan kecepatan 6 km/jam berlawanan arus dengan kecepatan arus 10 km/jam pada lebar sungai 240 km.
Untuk mencari arah lintasan, dicari terlebih dahulu kecepatan resultan perahu terhadap arus (Vpa). Langkah pertama mencari kecepatan resultan terlebih dulu dengan cara berikut:
v = √vp² + va²
v = √6² + 10²
v = √36 + 100
v = √136
Vpa = 2√34 km/jam ≈ 11,66 km/jam
Misalkan sudut yg terbentuk antara arah aliran dengan arah lintasan perahu = y, maka:
Aturan sinus
tan y = Vp/Va
tan y = 6/10
tan y = 3/5
y = inv (tan 0,6) = 30,96 ≈ 31 ° thd arus sungai.
Langkah kedua untuk mencari waktu perahu melintasi sungai dipengaruhi arus sungai:
t = Ls/Vpa
t = 240/11,66
t = 20,58 jam
Mencari panjang lintasan perahu hingga sampai kesebrang sungai sebagai berikut:
x = (Ls/vp) . √(vp² + va²)
x = 40 . 2√34
x = 80√34 km
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa panjang lintasan perahu hingga sampai kesebrang sungai adalah sebesar:
x = 80√34 km = 466,47 km ≈ 466,5 km
Seandainya tidak ada arus, maka waktu yg dibutuhkan adalah:
t = Ls/Vp
t = 240/60
t = 40 jam
tan y = Vp/Va
tan y = 6/10
tan y = 3/5
y = inv (tan 0,6) = 30,96 ≈ 31 ° thd arus sungai.
Langkah kedua untuk mencari waktu perahu melintasi sungai dipengaruhi arus sungai:
t = Ls/Vpa
t = 240/11,66
t = 20,58 jam
Mencari panjang lintasan perahu hingga sampai kesebrang sungai sebagai berikut:
x = (Ls/vp) . √(vp² + va²)
x = 40 . 2√34
x = 80√34 km
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa panjang lintasan perahu hingga sampai kesebrang sungai adalah sebesar:
x = 80√34 km = 466,47 km ≈ 466,5 km
Seandainya tidak ada arus, maka waktu yg dibutuhkan adalah:
t = Ls/Vp
t = 240/60
t = 40 jam
Comments
Post a Comment