Insurance Deductible Options - Importance Of Understanding Deductible Options Having a sound understanding of deductible options is an essential part of managing personal or business finances. Deductibles are the amount of money you pay out of pocket before insurance coverage starts. It's important to understand how deductibles work and the various options available to you. By choosing the right deductible option, you can manage your finances more effectively and ensure that you're not overpaying for insurance coverage. Furthermore, understanding deductible options can help you make informed decisions about healthcare services, business expenses, and other financial matters. In summary, having a good grasp of deductible options is a fundamental step in achieving financial stability and security. Types Of Deductibles A deductible is a type of expense that an individual or business must pay before receiving in
Sebuah robot pengacara (lawyer robot) yang telah dikembangkan oleh perusahaan DoNotPay akan tampil perdana sebagai penasehat terdakwa dalam sidang pembelaan di pengadilan Amerika Serikat. Nantinya, robot kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) ini akan menemani terdakwa mulai bulan Februari mendatang.
Cara kerja robot pengacara berbasis artificial intelligence ini melalui smartphone. Robot pengacara ini akan mendengarkan proses ruang sidang sebelum menginstruksikan terdakwa tentang apa yang harus dikatakan. Amnesty Internasional akan menjadi perwakilan partai dalam persidangan tersebut. Akan tetapi, perusahaan pengembang robot tersebut tetap bungkam soal lokasi pengadilan dan juga nama terdakwa.
Perusahaan yang telah mengembangkan robot pengacara ini didirkan oleh seseorang lulusan Ilmuwan komputer Stanford, Joshua Browder. Ia mendirikan perusahaan yang bernama DoNotPay di California pada tahun 2015 silam. Awalnya, perusahaan ini dibuat untuk memperebutkan sebuah tiket parkir, tetapi sudah diperluas untuk mencakup layanan lain juga.
Salah satunya kehadiran robot pengacara berteknologi AI yang bisa membantu para terdakwa untuk menggantikan pengacara asli. Tujuannya ialah untuk membantu para terdakwa yang kesulitan membayar seorang pengacara. Perlu diketahui, untuk menyewa pengacara dalam sebuah persidangan dapat merogoh kantong hingga puluhan juta rupiah.
Bahkan, Joshua Browder, sebagai pendiri dan juga sebagai CEO perusahaan, mengunggah suatu cuitan di Twitter mengenai robot pengacara. Bahwa, pengembang akan melatih asisten AI DoNotPay dengan berbagai kasus hukum. Cuitan tersebut juga dikomentari oleh beberapa akun yang bercentang biru.
Pelatihan tersebut telah mencakup berbagai masalah hukum dan juga memastikan agar aplikasi tetap dapat digunakan dengan benar, meskipun akan membutuhkan banyak usaha.
Untuk pengoperasian robot berbasis Artificial Intelligence sendiri, saat di pengadilan pengguna harus membawa smartphone. Disanalah nantinya robot pengacara ini akan mendengarkan semua perkataan hakim, jaksa, saksi, dan terdakwa, serta semua yang terlibat dalam persidangan tersebut. Setelah itu, sang robot akan membantu klien untuk menganalisis dan juga menyusun argumen di persidangan. Apabila terdapat sesuatu yang belum jelas, robot ini pun juga dapat bertanya ke jaksa atau hakim.
DoNotPay mengklaim bahwa robot yang mereka buat bisa digunakan untuk berbagai kasus hukum seperti halnya konflik dalam perusahaan, birokrasi, dan penggelapan uang, ataupun menuntut orang lain. Robot ini juga diklaim sudah mempelajari hampir semua undang-undang di Amerika Serikat.
Cara kerja robot pengacara berbasis artificial intelligence ini melalui smartphone. Robot pengacara ini akan mendengarkan proses ruang sidang sebelum menginstruksikan terdakwa tentang apa yang harus dikatakan. Amnesty Internasional akan menjadi perwakilan partai dalam persidangan tersebut. Akan tetapi, perusahaan pengembang robot tersebut tetap bungkam soal lokasi pengadilan dan juga nama terdakwa.
Perusahaan yang telah mengembangkan robot pengacara ini didirkan oleh seseorang lulusan Ilmuwan komputer Stanford, Joshua Browder. Ia mendirikan perusahaan yang bernama DoNotPay di California pada tahun 2015 silam. Awalnya, perusahaan ini dibuat untuk memperebutkan sebuah tiket parkir, tetapi sudah diperluas untuk mencakup layanan lain juga.
Salah satunya kehadiran robot pengacara berteknologi AI yang bisa membantu para terdakwa untuk menggantikan pengacara asli. Tujuannya ialah untuk membantu para terdakwa yang kesulitan membayar seorang pengacara. Perlu diketahui, untuk menyewa pengacara dalam sebuah persidangan dapat merogoh kantong hingga puluhan juta rupiah.
Bahkan, Joshua Browder, sebagai pendiri dan juga sebagai CEO perusahaan, mengunggah suatu cuitan di Twitter mengenai robot pengacara. Bahwa, pengembang akan melatih asisten AI DoNotPay dengan berbagai kasus hukum. Cuitan tersebut juga dikomentari oleh beberapa akun yang bercentang biru.
Pelatihan tersebut telah mencakup berbagai masalah hukum dan juga memastikan agar aplikasi tetap dapat digunakan dengan benar, meskipun akan membutuhkan banyak usaha.
Untuk pengoperasian robot berbasis Artificial Intelligence sendiri, saat di pengadilan pengguna harus membawa smartphone. Disanalah nantinya robot pengacara ini akan mendengarkan semua perkataan hakim, jaksa, saksi, dan terdakwa, serta semua yang terlibat dalam persidangan tersebut. Setelah itu, sang robot akan membantu klien untuk menganalisis dan juga menyusun argumen di persidangan. Apabila terdapat sesuatu yang belum jelas, robot ini pun juga dapat bertanya ke jaksa atau hakim.
DoNotPay mengklaim bahwa robot yang mereka buat bisa digunakan untuk berbagai kasus hukum seperti halnya konflik dalam perusahaan, birokrasi, dan penggelapan uang, ataupun menuntut orang lain. Robot ini juga diklaim sudah mempelajari hampir semua undang-undang di Amerika Serikat.
Comments
Post a Comment