Pengertian Paragraf Atau Alinea, Lengkap dengan Jenis, Syarat dan Contohnya Skip to main content

Big Ad

Featured Post

Insurance Deductible Options

Insurance Deductible Options - Importance Of Understanding Deductible Options Having a sound understanding of deductible options is an essential part of managing personal or business finances. Deductibles are the amount of money you pay out of pocket before insurance coverage starts. It's important to understand how deductibles work and the various options available to you. By choosing the right deductible option, you can manage your finances more effectively and ensure that you're not overpaying for insurance coverage. Furthermore, understanding deductible options can help you make informed decisions about healthcare services, business expenses, and other financial matters. In summary, having a good grasp of deductible options is a fundamental step in achieving financial stability and security. Types Of Deductibles A deductible is a type of expense that an individual or business must pay before receiving in

Pengertian Paragraf Atau Alinea, Lengkap dengan Jenis, Syarat dan Contohnya


Pengertian Paragraf Atau Alinea, Lengkap dengan Jenis, Syarat dan Contohnya

A. Pengertian Paragraf

Satuan bahasa yang lebih besar dan lebih luas dari kalimat adalah paragraph atau alinea. Dalam definisi nya, paragraf adalah satuan bahasa yang mengemukakan sebuah pokok pikiran atau satu gagasan utama yang disampaikan dalam himpunan kalimat yang koherensif. Setiap paragraf harus menyampaikan sebuah gagasan utama. Gagasan utama tersebut harus dijelaskan oleh gagasan-gagasan bawahan, sehingga dalam paragraph terdapat beberapa kalimat yang saling tekait. Dalam rangkaian kalimat itu tidak satupun kalimat yang bertentangan dengan kalimat gagasan utama dan kalimat-kalimat gagasan bawahan.

Kalimat yang berisi gagasan utama disebut kalimat topik dan kalimat yang bergagasan bawahan adalah kalimat penjelas. Sebuah paragraf minimal tediri tiga kalimat dalam penulisan karangan ilmiah. Perhatikanlah contoh paragraph berikut yang berisi gagasan utama atau kalimat topik dan bergagasan bawahan dalam kalimat penjelas.

(1) Sampah selamanya selalu memusingkan.

(2) Berkali-kali masalahnya diseminarkan dan berkali-kali pula solusinya dirancang.

(3) Namun, berbagai keterbatasan tetap menjadikan sampah sebagai masalah yang pelik.

(4) Pada waktu diskusi atau seminar sampah berlangsung, penimbunan sampah terus terjadi.

(5) Hal ini mendapat perhatian serius karena masalah sampah berkaitan dengan pencemaran air dan banjir.

(6) Selama pengumpulan, pengankutan, pembuangan akhir, dan pengolahan sampah itu belum dapat dilaksanakan dengan baik, selama itu pula sampah menjadi masalah. (Arifin,2011:116)

Keenam kalimat dalam paragraph di atas membicarakan soal sampah, sehingga topik dalam paragraf tersebut adalah “masalah sampah”. Kalimat-kalimatnya koherensi atau saling terkait logis sehingga pembaca dapat dengan mudah memahami topik “masalah sampa” dalam paragraf itu dengan baik.

 

B. Fungsi Paragraf

Paragraf yang berupa himpunan kalimat saling terkait dalam mengemukakan gagasan utama berfungsi penting bagi penulis paragraph dan bagi pembaca paragraph dalam teks. Perhatikanlah fungsi-fungsi paragraph tersebut.

Fungsi Paragraph bagi Penulis:

(1) Paragraf memudahkan pengertian dan pemahaman dengan menceraikan satu tema dari tema yang lain dalam teks.

(2) Paragraf merupakan wadah untuk mengungkapkan sebuah idea tau pokok pikiran secara tertulis.

(3) Paragraf harus memisahkan setiap unit pikiran yang berupa ide, sehingga tidak terjadi percampuran di antara unit pikiran penulis.

(4) Penulis tidak cepat lelah dalam menyelesaikan sebuah karangan dan termotivasi masuk ke dalam paragraf berikutnya.

(5) Paragraf dapat dimanfaatkan sebagai pembatas antara bab karangan dalam satu kesatuan yang koherensi: bab pendahuluan, bab isi, dan bab kesimpulan.

 

Fungsi Paragraf bagi Pembaca:

(1) Dengan memisahkan atau menegaskan perhentian secara wajar dan formal, pembaca dengan jelas memahami gagasan utama paragraph penulis.

(2) Pembaca dengan mudah “menikmati” karangan secara utuh, sehingga memperoleh informasi penting dan kesanyang kondusif.

(3) Pembaca sangat tertarik dan bersemangat membaca paragraph per paragraph karena tidak membosankan atau tidak melelahkan.

(4) Pembaca dapat belajar bagaimana cara menarik untuk menyampaikan sebuah gagasan dalam paragraph tulis.

(5) Pembaca merasa tertarik dan termotivasi cara menjelaskan paragraph tidak hanya dengan kata-kata, tetapi dapat juga dengan gambar, bagan, diagram, grafik, dan kurva.

 

C. Persyaratan Paragraf yang Baik dan Benar

Paragraf yang baik dan efektif harus memenuhi persyaratan berikut.

(1) Kesatuan yang kompak, yaitu semua kalimat harus mengemukakan satu tema yang jelas.

(2) Koherensi yang padu, yaitu antar kalimat dalam paragraf saling terkait dalam paragraf. Cara Mengaitkan antar kalimat dalam paragraph dapat dilakukan dengan cara berikut.

(a) Pengulangan kata kunci (repetisi) yang terdapat dalam setiap kalimat.

(b) Penggunaan kata penghubung (konjungsi) setiap awal kalimat dengan tepat dan benar.

(c) Penggunaan kata ganti orang atau kata ganti penunjuk sebagaipengganti gagasan utama dengan Kata-kata seprti: dia, mereka, nya, itu, tersebut, ini.

(3) Penggunaan metode pengembangan paragraph sebagai penjelas gagasan utama paragraph. Metode yang digunakan dari metode proses sampai dengan metode definisi.

(4) Setiap paragraph harus mempunyai satu gagasan utama yang ditulis dalam kalimat topik. Posisi Kalimat topik dalam paragraph ditempatkan pada:

(a) Kalimat topik pada awal paragraf (deduktif),

(b) Kalimat topik pada akhir paragraf (induktif)

(c) Kalimat topik pada awal dan akhir paragraph (deduktif—induktif)

(d) Kalimat topik pada temgah paragraph (ineratif)

(e) Kalimat topik pada semua kalimat dalamparagraf (deskriptif).

Kalimat topik dalam paragraph ditulis dalam kalimat tunggal atau kalimat majemuk bertingkat karena kedua kalimat itu hanya menyampaikan satu gagasan utama.

(5) Penulis paragraph tetap memmerhatikan kaidah satuan bahasa yang lain, seperti ejaan, tanda baca, kalimat, diksi, dan bentukan kata.

(6) Dalam penulisan karangan ilmiah, penulisan paragraph harus diperhatikan hal-hal teknis penulisan seperti kutipan, sumber rujukan, tata latak grafik, kurva,gambar.

(7) Penulis pun memperhatikan jenis-jenis paragraph pada posisi bagian karanagan pendahuluan, isi, dan bagian kesimpulan.

(8) Penulisan paragraph yang menjorok ke dalam, sejajar, atau menekuk.

(9) Penulis juga memperhatikan jumlah kata atau jumlah kalimat dalam sebuah paragraf, yaitu jumlah kosakata paragraph antara 30—100 kata dan jumlah kalimat minimal tiga kalimat.

(10) Jika uraian paragraf melebihi 100 kata sebaiknya dibuat menjadi dua paragraph.

 

D. Jenis-Jenis Paragraf

Dalam karangan terdapat bermacam-macam jenis paragraph. Macam jenis paragraph tersebut jika diperhatikan dari berbagai sudut pandang. Berikut ini ditampilkan berbagai jenis paragaraf.

(1) Jenis paragraph diperhatikan dari satuan karangan, di antaranya:

(a) Paragraf pembuka yangterdapat pada awal karangan sebagai pengantar pokok pikiran penulis yang ditempatkan pada bagian pendahuluan.

(b) Paragraf isi adalah paragraph yang menguraikan pokok masalah dalam karangan, yaitu bagian isi atau uraian karangan.

(c) Paragrafpenutup adalah paragraph yang menyimpulkan atau mengakhiri sebuah karangan, yaitu bagian penutup atau kesimpulan.

(2) Jenis paragraph diperhatikan dari sudut pandang sifat tujuan karangan, di antaranya:

(a) Paragraf eksposisi adalah paragraph yang menginformasikan atau memaparkan pokok masalah.

(b) Paragraf argumentative adalah paragaraf yang mengemukan suatu pikiran dengan alasan logis.

(c) Paragraf deskriptif adalah jenis paragraf yang memerikan suatu suasana, area, dan benda.

(d) Paragraf naratif adalah jenis paragraph yang menceritakan suatu masalah.

(e) Paragraf persuasive adalah jenis paragraph yang memengaruhi atau merajuk orang tentang sesuatu.

(3) Jenis paragraph diperhatikan dari posisi kalimat topik dalam paragraph, diantaranya

(a) Paragraf deduktif adalah jenis paragraf yang menempatkan kalimat topik pada awal paragraph.

(b) Paragraf induktif adalah jenis paragraph yang menempatkan kalimat topik pada akhir paragraph.

(c) Paragraf deduktif-induktif adalah jenis paragraph yang menempatkan kalimat topik pada awal dan akhir paragraph.

(d) Paragraf ineratif adalah jenis paragraph yang meletakkan kalimat topik pada tengah paragraph.

(e) Paragraf tanpa kalimat topik adalah paragraph yang menyembangkan paragraph yang melebihi satu paragraph.

(4) Jenis paragraph diperhatikan dari cara atau metode pengambangan paragraph, di antaranya

(a) Paragraf menerangkan,

(b) Paragraf merinci,

(c) Paragraf contoh,

(d) Paragraf buktian,

(e) Paragraf Pertanyaan,

(f) Paragraf perbandingan,

(g) Paragraf sebab akibat.

Dari ke-4 sudut paragraph di atas, paragraph dari sudut pandang satuan karangan dan paragraph sudut pandang sifat tujuan karangan yang perlu dipahami lanjut.

Setelah memerhatikan jenis-jenis paragraf dari berbagai sudut pandang, berikut ini akan dijelaskan Jenis paragraph dari sudut pandang satuan karangan, yaitu paragraph pembuka, paragraph isi, dan paragraph penutup.

 

Paragraf Pembuka

Paragraf pembuka adalah paragraph yang mengawali sebuah penulisan karangan dengan mengantarkan pokok masalah dalam bagian pendahuluan karangan. Hal-halyang harus diperhatikan dalam menyusun paragraph pembuka karangan.

(1) Paragraf itu berfungsi mengantar pokok masalah karangan.

(2) Paragraf ini sanggup menyiapkan pikiran pembaca pada pokok masalah yang akan dijelaskan.

(3) Kata-kata dalam paragraf ini hendaknya menarik perhatian pembaca, sehingga mudah memahami pokok masalah yang akan diuraikan.

(4) Kalimat dan paragraph dalambagian ini tidak terlalu panjang karena paragraph belum menguraikan.

 

Paragraf Isi

Paragraf isi atau paragraf pengembang adalah jenis paragraph yang berfungsi menuraikan atau memperjelas pokok masalah yang akan diuraikan dalam karangan. Uraian pokok masalah dalam paragraf ini dapat disampaikan dengan berbagai metode pengembangan dan menampilkan hal-hal teknis uraian dalam karangan ilmiah. Hal-hal yang diperhatikan dalam jenis paragraf ini diantaranya:

(1) mengemukakan pokok masalah dengan jelas dan eksplisit.

(2) Perlu dijaga keserasian dan kelogisan antarparagraf.

(3) pengambangan paragraph dapat menggunakan jenis paragraph ekspositoris, argumentative, deskriptif, dan naratif.

(4) memperhatikanhalteknis penulisan seperti kutipan, sumberkutipan, penggunaan bagan diagram grafik kurfa.

(5) menyiapkan uraian pokok masalah yang disentesiskan sebagai bahan paragraph kesimpulan.

 

Paragraf Penutup

Paragraf penutup merupakan pernyataan kembali gagasan yang diuraikan atau merupakan jawaban pertanyaan yang terdapat pada paragraph pembuka. Paragraf ini merupakan akhir sebuah karangan yang dapat disampai secara horisontal dan vertical dalam rincian. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan paragraph penutup ini, antara lain:

(1) Paragraf ini tidak boleh terlalu panjang dan tidak begitu saja memutuskannya.

(2) Paragraf ini ditampilkan sebagai cerminan sebuah kesimpulan.

(3) Paragraf ini harus mendapat kesan positif dan informasi

(4) pengetahuan yang logis dan kondusif.

(5) Paragraf ini dapat berupa jawaban singkat dariuraian atau pertanyaan yang terdapat pada paragraph Pembuka.

(6) Paragraf ini jangan lagi menguraikan, mengutip, dan mengemukakan masalah baru.

(7) Berdasarkan apa yang disimpulkan dalam paragraf, penulis dapat mengajukan rekomendasi atau

(8) Usulan yang berupa saran karena keterbatasan waktu dan dana yang penulis dapatkan.


Comments

Populer

Cara Kerja Kincir Angin: Pengertian, Manfaat, Kelebihan dan kekurangannya

Pengertian Kincir Angin Kincir angin adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengubah energi angin menjadi energi listrik. Sehingga kincir angin dapat dimanfaatkan untuk pembangkit listrik dalam kehidupan sehari-hari. Di Indonesia daerah yang sudah menerapkan pembangkit listrik tenaga angin ialah Nusa Tengara Timur dan Yogyakarta. Cara Kerja Kincir Angin Cara kerja kincir angin ialah dengan memanfaatkan tiupan angin untuk memutar motor hingga bisa diubah menjadi energi listrik. Maka dari itu, alat ini biasanya digunakan di daerah pulau-pulau kecil yang memiliki tiupan angin stabil dan kencang. Pada kincir angin terdapat beberapa bagian yang menjadi komponennya seperti generator dan baling-baling. Kedua komponen tersebut membantu kerja kincir angin agar bisa menghasilkan energi listrik. Di bawah ini rangkain kerja dari kincir angin, antara lain: Kerja kincir angin diawali dengan adanya sumber energi angin yang mengakibatkan turbin atau kincir angin berputar Kemudian putaran dari turbin

Cara Kerja Komputer

Cikal bakal komputer hanyalah sebuah mesin hitung sederhana. Zaman dahulu komputer hanya mesin hitung untuk menghitung tabel angka. Seiring dengan berjalannya waktu, komputer mengalami perkembangan dan telah dilengkapi dengan berbagai fitur canggih yang bermanfaat untuk mempermudah kegiatan manusia. Komputer merupakan alat elektronik yang terdiri dari rangkaian berbagai komponen yang saling terhubung sehingga akan membentuk suatu sistem kerja. Cara kerja komputer tersebut dapat melakukan pekerjaan secara otomatis berdasarkan program yang di perintahkan kepadanya sehingga mampu untuk menghasilkan informasi berdasarkan data dan program yang telah ada. Suatu pengolahan data dengan menggunakan komputer sebagai medianya dikenal dengan istilah Electronic Data Processing (EDP). Pengolahan data merupakan suatu proses dimana sebuah data diproses atau diubah ke dalam bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti, yang berupa sebuah informasi. Agar komputer bisa digunakan untuk mengolah sebuah dat

Financial Crisis Preparedness

Financial Crisis Preparedness Importance Of Financial Crisis Preparedness Financial crisis preparedness is of crucial importance for individuals, businesses, and governments alike. A financial crisis can have far-reaching impacts on the economy, leading to job losses, business closures, and declining financial markets. It is essential to have a well-developed crisis plan in place to help mitigate the effects of a financial crisis and ensure a swift recovery. Such a plan should include measures to manage risks, maintain financial stability, and ensure access to emergency funding. Additionally, it should involve regular stress tests to assess the ability of the financial system to withstand shocks. The benefits of such preparedness are significant and can help to prevent or minimize the negative impacts of a financial crisis on the economy and society as a whole. - The Impact Of Financial Crises On Individuals And Economies Financial crises