A. Pengertian Kalimat dan Kalimat Efektif
Dalam proses penulisan karya ilmiah ada dua jenis kalimat
yang mendapat perhatian penulis, yaitu masalah kalimat dan masalah kalimat
efektif. Pernyataan sebuah kalimat bukanlah sebatas rangkaian kata dalam frasa
dan klausa. Rangkaian kata dalamkalimat itu ditata dalam struktur gramatikal
yang benar unsur-unsurnya dalam membentuk makna yang akan disampaikan secara
logis. Kalimat-kalimat dalam penulisan ilmiah harus lebih cermat lagi menata
kalimat yang benar dan efektif karena kalimat-kalimat yang tertata itu berada
dalam laras bahasa ilmiah.
Kalimat dalam tataran sintaksis adalah satuan bahasa yang
menyampaikan sebuah gagasan bersifat predikatif dan berakhir dengan tanda titik
sebagai pembatas. Sifat predikatif dalam kalimat berstruktur yang dibentuk oleh
unsure subjek, unsure predikat, dan unsure objek (S-P+O). Unsur subjek dan
predikat itu harusmewujudkan makna gramatikal kalimat yang logis. Konsepsi
kalimat itubelum cukup untuk menampilkan kalimat efektif, sehingga diperlukan
factor lain dalamperwujudan kalimat menjadi kalimat efektif. Oleh karena itu,
KALIMAT EFEKTIF adalah satuan bahasa (kalimat) yang secara tepat harus mewakili
gagasan atau perasaan penulis dan harus pula dimengerti oleh pembaca
sebagaimana yang
dimaksudkan penulis. Jadi, kalimat efektif merupakan kalimat
yang harus tepat sasaran dalam penyampaian dan pemerian bagi pembacanya.
Disamping kaidah yang ada dalam kalimat, kalimat efektif perlu memperhatikan
persyaratasn dan menghindari hal-hal yang menyalahi kalimat efektif.
B. Persyaratan Kalimat Efektif
1. Fungsi gramatikal dalam kalimat efektif atau kesatuan
fungsi gramatikal
Fungsi gramatikalatau unsure struktur dalamkalimat dikenal
dengan istilah subjek, predikat, objek, pelengkap,, dan keterangan yang
dirumuskan atau disngkat menjadi S + P + (O/Pel.) + (Ket) /
S : adalah subjek
P : adalah predikat
O : adalah objek
Pel. : adalah pelengkap
Ket. : adalah keterangan.
Fungsi subjek dan fungsi predikat harus ada dan jelas dalam kalimat
dan secara fakultatif diperlukan fungsi objek, fungsi pelengkap, dan fungsi
keterangan.
Subjek adalah fungsi kalimat yang menandai apa yang
dinyatakan oleh penulis. Posisi subjek dalam kalimat bebas, yaitu terdapat pada
awal, tengah, atau akhir kalimat.
Predikat adalah fungsi kalimat yang menandai apa yang
dinyatakan oleh penulis tentang subjek. Posisi predikat dalam kalimat juga
bebas, kecuali tidak boleh di belakang objek dan di belakang pelengkap.
Objek adalah fungsikalimat yang melengkapi kata kerja
aktif dan kata kerja pasif sebagai hasil perbuatan, yang dikenai perbuatan,
yang menerima, atau yang diuntungkan oleh perbuatan sebagai predikat. Fungsi
objek selalu terletak di belakang predikat berkata kerja transitif.
Pelengkap adalah fungsi yang melengkapi fungsi kata
kerja berawalan ber- dalampredikat, sehingga predikat kalimat menjadi lebih
lengkap. Posisi pelengkap dalam kalimat terletak di belakang predikat berawalan
ber-.
Keterangan adalah fungsi kalimat yang melengkapi
fungsi-fungsi kalimat, yaitu melengkapi fungsi subjek, fungsi predikat, dan
fungsi objek, atau fungsi semua unsure dalamkalimat. Posisi keterangan dalam
kalimat bebas dan tidakn terbatas. Tidak terbatas dimaksudkan fungsiketerangan
dalam dapat lebih dari satu pada posisi bebas yang sesuai dengan kepentingan
fungsi-fungsi kalimat.
Perhatikanlah posisifungsi-fungsi kalimat berikut:
(1) Setelah
bekerja selama tiga hari,panitia pelaksana seminar lingkungan hidup itu
berhasil merumuskan undang-undang kebersihan tata kota Jakarta di Kantor DPD
DKI Jakarta. (P-Pel-S-P-O-K)
(2) Keputusan
hakim perlu ditinjau kembali.( S – P)
(3) Perlu
ditinjau kembali keputusan hakim. (P – S)
(4) Kelompok
Pialang (broker) berbicara tentang fluktuasi harga sama IHSG. (S – P – Pel.)
(5) Selama
tahun 2012 fluktuasi harga saham IHSG mengalami kenaikan yang signifikan
sebanyak 12 kali di Bursa Efek Jakarta (K – S – P – O –K)
(6) Pengacara
tersebut mempelajari undang-undangpencemaran nama baik dan membandingkannya
dengan Undang-undang Dasar RI. (S1 – P1 – O1 – P2 – K)
(7) Evaluasi
pembelajaran mahasiswa meliputi empat komponen, yaitu komponen UTS,komponen
UAS, komponen kehadiran, dan komponen makalah ilmiah. (S1 – P1 – O1 – K1 – K2-
K3 – K4)
(8) Jika
stabilitas nasional mantap, masyarakat dapat bekerja dengan tenang dan dapat
beribadah dengan leluasa. (S3- P3 – S1 – P1 – S2 –P2)
Perhatikanlah
contoh kalimat majemuk dalam posisi fungsi yang berbeda berikut:
(9) Bahwa
kemerdekaan itu hak semua bangsa sudahdiketahui semua orang. ( S1 (konjungsi +
S2 + P2) - P1 - O1.)
(10) Dosen
mengatakan bahwa komponen nilai UAS berbobot 40%. (S1 - P1 - O1 (S2+P2)).
(11) Hasil
UAS mahasiswa dibatalkan jika mahasiswaketahuan mencontek. (S1 – P1 – K1
(S2+P2)).
(12)
Kelompok C berpresentasi dan tim juri menilainya. (S1 – P1 + S2 – P2)
(13)
Kinerja bisnis mulai membaik dan perkembangan ekonomi menjadi stabil setelah
pemilu berlangsung damai. (S1 - P1 + S2 – P2 + (S3 + P3)
2. Kepaduan (Koherensi) dalam Kalimat
Kepaduan atau keherensi dalam kalimat efektif adalah
hubungan timbal balik atau hubungan kedua arah di antara kata atau frasa dengan
jelas, benar, dan logis. Hubungan timbal baik terjad dapat antarkata dalam
frasa satu unsure atau dapat terjadi antar frasa dalam antarfungsi dalam
kalimat. Hubungan antarfungsi itu dapat menimbulkan kekacauan makna gramatikal
kalimat. Perhatikanlah contoh kalimat yang berprasyarat koherensi berikut.
Contoh kalimat yang tidak koherensif:
(1) Setiap
hari dia pulang pergi Bogor –Jakarta dengan kereta api.
(2) Oleh
panitia seminar makalah itu dimasukkan ke dalam antologi.
(3)
Pelaksanaan seminar itu karena jalan macet harus ditunda satu jam kemudian.
Pembetulan kalimat yang koherensif
(1a) Setiap hari dia pergi pulang
Bogor—Jakarta dengan kereta api
(2b) Makalah seminar itu
dimasukkan ke dalamantologi.
(3a). Karena jalan macet, pelaksanaan
seminar itu ditunda satu jam kemudian.
3. Kehematan Kalimat atau Ekonomi Bahasa
Kehematan atau ekonomi bahasa adalah penulisan kalimat yang
langsung menyampaikan gagasan ataupesan kalimat secara jelas, lugas, dan logis.
Kalimat yang hemat dalam penulisan menghindari dan memperhatikan hal-hal
berikut:
(1) Penulis
menggunakan kata bermakna leksikal yang jelas dan lugas dan penenpatan afiksasi
yang benar.
(2) Penulis
menghindari subjek yang sama dalam kalimat majemuk.
(3) Penulis
menghindari pemakaian hiponimi dan sinonimi yang tidak perlu.
(4) Penulis menghindari
penggunaan kata depan (preposisi) di depan kalimat dan di depan subjek.
(5) Penulis
menghindari penggunaan kata penghubung (konjungsi) di depan subjek dan di
belakang predikat yang berkata kerja transitif.
(6) Penulis
menghindari kata ulang jika sudah ada kata bilangan tak tentu di depan kata
benda.
(7) Penulis
menghindarifungsi tanda baca dan pengulangan kata dalam rincian.
(8) Penulis
menghindariketerangan yang berbelit-belit dan panjang yang seharusnya
ditempatkan dalam catatan kaki (footnotes).
(9) Penulis
menghindari pemborosan kata dan afiksasi yang tidak jelas fungsinya.
Perhatikanlah contoh berikut, yaitu kalimat kurang
memperhatikan ekonomi bahasa.
(a) Dalam
ruangan ini kita dapat menemukan barang-barang, antara lain seperti meja, kursi,
buku, lampu, dan lain-lain.
(b) Karena
modal di bank terbatas, sehingga tidak semua pengusaha lemah memperoleh kredit.
(c) Apabila
pada hari itu saya berhalangan hadir, maka rapat akan dipimpin oleh Sdr.
Tadjudin.
Perbaikan kalimat yang memperhatikan ekonomi bahasa berikut.
(a1) Dalam ruangan ini kita dapat
menemukan meja, kursi, buku, lampu, dan lain-lain.
(b1) Karena modal di bank
terbatas, tidak semua pengusaha lemah memperoleh kredit.
(b2) Modal di bank terbatas,
sehingga tidak semua pengusaha lemah memperoleh kredit.
(c1) Pada hari itu saya
berhalangan hadir, maka rapat akan dipimpin oleh Sdr. Tadjudin.
(c2) Apabila pada hariitu saya
berhalangan hadir, rapat akan dipimpin oleh Sdr. Tadjudin.
4. Penekanan dalam Kalimat Efektif
Dalam kalimat efektif PENEKANAN ATAU PENONJOLAN adalah upaya
penulis untukmemfokuskan kata atau frasa dalamkalimat. Penekanan dalam kalimat
dapat berupa kata, frasa, klausa, dalam kalimat yang dapat berpindah-pindah.
Namun, penekanan tidak sama dengan penentuan gagasan utama dan ekonomi bahasa.
Penekanan dapat dilakukan dalam kalimat lisan dan kalimat tulis. Pada kalimat
lisan, penekanan dilakukan dengan intonasi yang dapat disertai mimik
muka dan bentuk nonverbal lainnya. Penekanan dalam kalimat tulis
dapat dilakukan dengan cara-cara berikut.
(1) Mutasi,
yaitu mengubah posisi kalimat dengan menempatkan bagian yang dipenting pada
awal kalimat.
Contoh:
Minggu
depan akan diadakan seminar ”Pencerahan
Pancasila bagi Mahasiswa”
(2) Repetisi,
yaitu mengulang kata yang sama dalam kalimat yang bukan berupa sinonim kata.
Contoh:
Kalau
pimpinan sudah mengatakan tidak tetap tidak.
(3) Kursif,
yaitu menulis miring, menghitamkan, atau menggarisbawahi kata yang
dipentingkan.
Contoh:
Bab II
skripsi ini tidak membicarakan fluktuasi harga saham.
(4)
Pertentangan, yaitu menempatkan kata yang bertentangan dalam kalimat.
Pertentangan bukan berarti antonym kata.
Contoh:
Dia
sebetulnya pintar tetapi malas lkuliah.
(5) Partikel,
yaitu menempatkan paretikel (lah,kah, pun,per, tah) sebelum atau sesudah kata
yang dipentingkan dalam kalimat.
Contoh:
Dalam
berdemokrasi, apa pun harus transparan kepada rakyat.
(6) Penekanan
dalamkalimat tidak berarti penonjolan gagasan kalimat atau bukan ekonomi
bahasa.
5. Kesejajaran dalam Kalimat (Paralelisme)
Kesejajaran (paralelisme) adalah upaya penulis merinci
unsure yang samapenting dan sama fungsi secra kronologis danlogis dalam
kalimat. Dalamkalimat dan paragraph, raincian itu harus menggunakan bentuk
bahasa yang sama, yaitu rincian sesame kata, sesame prasa, sesama kalimat. Kesamaan
bentuk dalam paralelisme menjaga pemahaman yang fokus bagi pembaca dan
sekaligus menunjukkan kekonsistenan sebuah kalimat dalam penulisan karya
ilmiah.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam kesejajaran rincian
kalimat efektif adalah sebagai berikut:
(1) Tentukanlah apakah kesejajaran
beradabentuk bahasa kalimat atau paragraf.
(2) Jika urutan rincian dalam bentuk frasa,
rincian uruan berikut harus dalam bentuk frasa juga.
(3) Penomoran dalam rincian harus konsisten.
(4) Perhatikanlah penempatan tanda baca yang
benar.
(5) Hindarilah gejala ekonomi bahasa yang bermakna sama: seperti……dan lain lain, antara lain…..
Sebagai
berikut, yakni:….
Perhatikanlah contoh kesejajaran yang benar berikut:
Kami sangat mengharapkan
kehadiran Bapak/Ibu/Saudara pada:
hari :…,
tanggal:….,
waktu: ….,
acara: …., dan
Tempat: …..
6. Kevariasian dalam Kalimat Efektif
KEVARIASIAN dalam kalimat efektif adalah upaya penulis
menggunakan berbagai pola kalimat dan jenis kalimat untuk menghindari kejenuhan
atau kemalasan pembaca terhadapteks karangan ilmiah. Fungsi utama kevariasian
ini adalah menjaga perhatian dan minat baca terhadap teks ilmiah berlanjut bagi
pembaca. Pada dasarnya kevariasian adalah upaya penganekaragaman pola, bentuk,
dan jenis kalimat agar pembaca tetap termotivasi membaca dan memahami teks
sebuah karangan ilmiah. Agar kevariasi dapat menjaga motivasi pembaca terhadap
teks, penulis perlu memperhatikan hal-hal berikut.
(1) Awal
kalimat tidak selalu dimulai dengan unsure subjek, tetapi kalimat dapat dimulai
dengan predikat dan keterangan sebagai variasi dalam penataan pola kalimat.
(2) Kalimat
yang panjang dapat diselingi dengan kalimat yang pendek.
(3) Kalimat
berita dapat divariasikan dengan kalimat Tanya, kalimat perintah, dan kalimat
seruan.
(4) Kalimat
aktif dapat divareiasikan dengan kalimat pasif.
(5) Kalimat
tunggal dapat divariasikan dengankalimat majemuk.
(6) Kalimat
taklangsung dapat divariasikan dengan kalimat langsung.
(7) Kalimat
yang diuraikan dengan kata-kata dapat divariasikan dengan tampilan
gambar,bagan,grafik, kurva, marik, dan lain-lain.
(8) Apa pun
bentuk kevariasian yang dilakukan oleh penulisjangan sampai mengubah atau
keluar dari pokok masalah yang dibicarakan.
Perhatikanlah contoh kalimat dengan variasinya.
(a) Dari
renungan itu seorang manajer menemukan suatu makna, suatu realitas
yang baru, suatu kebenaran yang menjadi ide sentral yang menjiwai
bisnisnya ke depan.
(b) Seorang
ahli Inggris mengemukakan bahwa seharus tidak dibangun pelabuhan
samudera. Namun, pemerintah tidak memutuskan demikian. Memang cukup
banyak mengendorkan semangat kalau melihat keadaan di Indonesia
belahan Timur meskipun fasulitas pengangkutan laut dan udara sudah banyak dibangun.
(Variasi kalimat dengan kata berawalan me- dan berawalan di-).
7. Penalaran dalam Kalimat Efektif
PENALARAN (reasoning) adalah proses mental dalam
mengembangkan pikiran logis (nalar) dari beberapa fakta atau prinsip
(KBBI,2005:772). Hal yang diutamakan dalam penalaran adalah proses berpikr
logis dan bukan dengan perasaan atau bukan pengalaman. Penalaran tidak akan
tercapai jika tidak didukung oleh kesatuan dan kepaduan kalimat. Dalam
penalaran alur berpikirlah ang ditonjolkan agar kalimat dapat
dipertanggungjawabkan dan dapat dipahami dengan benar dan tepat sehingga tidak
menimbulkankesalahpahaman atau salah kaprah. Kesatuan pikiran akan logis jika
didukung atau dikaitkan dari gabungan unsur atau fungsi kalimat.
Hubungan logis dalam kalimat dapat dilihat melalui kaitan
antarunsur dan kaitan antarbagian kalimat. Hubungan logis dalam kalimat terdiri
atas tiga jenis hubungan berikut.
(1) Hubungan
logis koordinatif adalah hubungan setara di antara bagianbagian kalimat dalam
kalimat majemuk setara. Hubungan logis koordinatif ini ditandai dengan
konjungsi dan, serta, tetapi, atau, melainkan, sedangkan, padahal.
Contoh: Mobil
itu kecil tetapi pajaknya sangat besar.
(2) Hubungan
logis korelatif adalah hubungan saling kait di antara bagian kalimat. Hubungan
korelatif ini ditandai oleh konjungsi berikut.
Hubungan
penambahan : baik….maupun, tidak hanya..., tetapi juga……..
Hubungan
perlawanan : tidak….., tetapi….., bukan……., melainkan
Hubungan
pemilihan : apakah…., atau….., entah….entah……
Hubungan
akibat : demikian…..sehingga, sedemikian rupa……sehingga
Hubungan
penegasan : jangankan…..,…..pun…..
(3) Hubungan
logis subordinatif adalah hubungan kebergantungan di antara induk kalimat dan
anak kalimat.
Contoh: Dosen
itu tidak masuk karena rumahnya kebanjiran.
Hubungan
subordinatif dalam kalimat majemuk tak setara (bertingkat)cukup banyak hubungan
antara induk kalimat dan anak kalimat yang ditandai dengan konjungsi-konjungsi
berikut.
(a) Hubungan
waktu : ketika,setelah, sebelum,
(b) Hubungan
syarat : jika,, kalau, jikalau,
(c) Hubungan
pengandaian : seandainya andaikan,andai kata,
(d) Hubungan
tujuan : untuk, agar,supaya,
(e) Hubungan
perlawanan : meskipun,walaupun, kendatipun,
(f) Hubungan
pembandiungan : seolah-olah, seperti, daripada, alih-alih,
(g) Hubungan
sebab : sebab,karena, oleh sebab,lantaran,
(h)
Hubunganhasil/akibat : sehingga, maka, sampai (sampai)
(i) Hubungan
alat : dengan, tanpa
(j) Hubungan
cara : dengan, tanpa,
(k) Hubungan
pelengkap : bahwa, untuk, apakah,
(l) Hubungan
keterangan : yang,
(m) Hubungan
perbandingan : sama….dengan, lebih….daripada, berbeda…..dari
Contoh
kalimat yang salah karena tidak logis (salah nalar):
(1) Di antara
masalah nasional yang penting itu mencantumkan masalah MPKT dalam
pendidikan (SALAH)
Di antara
masalah pendidikan nasional itu tercantum masalah MPKT dalam pendidikan (BENAR)
(2) Untuk
mengetahui baik buruk pribadi seseorang dapat dilihat dari tingkah lakunya
sehari-hari. (SALAH)
Baik buruk
pribadi seseorang dapat dilihat dari pribadinya sehari-hari. (BENAR)
(3) PT Gudang
Garam termasuk lima penghasil terbesar devisa negara tahun 2010. (SALAH)
PT Gudang
Garam termasuk lima besar penghasil devisa negara tahun 2010. (BENAR)
(4) Meskipun
dia datang terlambat, namun dia dapat menyelesaikan masalah itu. (SALAH)
Meskipun
datangterlambat, dia dapat menyelesaikan masalah itu. (BENAR)
Dia datang
terlamat, namun dapat menyelesaikan masalah itu. (BENAR)
(5) Dia membantah
bahwa bukan dia yang korupsi tetapi staf keungan perusahaan. (SALAH)
Dia
menyatakan bahwa bukan dia yang korupsi melainkan staf keuangan perusahaan. (BENAR).
Comments
Post a Comment