Dasar Pengukuran dan Ketidakpastian Pengukuran Skip to main content

Big Ad

Featured Post

Insurance Deductible Options

Insurance Deductible Options - Importance Of Understanding Deductible Options Having a sound understanding of deductible options is an essential part of managing personal or business finances. Deductibles are the amount of money you pay out of pocket before insurance coverage starts. It's important to understand how deductibles work and the various options available to you. By choosing the right deductible option, you can manage your finances more effectively and ensure that you're not overpaying for insurance coverage. Furthermore, understanding deductible options can help you make informed decisions about healthcare services, business expenses, and other financial matters. In summary, having a good grasp of deductible options is a fundamental step in achieving financial stability and security. Types Of Deductibles A deductible is a type of expense that an individual or business must pay before receiving in

Dasar Pengukuran dan Ketidakpastian Pengukuran

Suatu pengukuran selalu disertai oleh ketidakpastian. Penyebab ketidakpastian tersebut antara lain adanya nilai skala terkecil (NST), kesalahan kalibrasi, kesalahan titik nol, kesalahan pegas, adanya gesekan, kesalahan paralaks, fluktuasi parameter pengukuran dan lingkungan yang saling mempengaruhi serta keterampilan pengamat. Dengan demikian amat sulit untuk mendapatkna nilai sebenarnya suatu besaran melalui pengukuran. Maka di dalam artikel ini terdapat cara memperoleh hasil pengukuran seteliti mungkin serta cara melaporkan ketidakpastian yang menyertainya.
 

A. Nilai Skala Terkecil

Setiap alat ukur memiliki nilai skala terkecil. Skala ini merupakan garis lurus, busur, atau angka digital. Pada skala terdapat goresan besar dan kecil sebagai pembagian dibubuhi nilai tertentu. Secara fisik jarak antara dua goresan besar dan kecil sebagai pembagian dibubuhi nilai tertentu. Secara fisik jarak antara dua goresan terkecil yang bedekatan jarang kurang dari 1 mm. Hal ini disebabkan karena mata manusia (Tanpa alat bantu) agak sukar melihat jarak kurang dari 1 mm dengan tepat. Keadaan jadi lebih buruk lagi bila ujung atau pinggir dari objek yang diukur tidak tajam. Nilai skala sesuai dengan jarak terkecil itu disebut NTS alat ukur tersebut.

Dasar Pengukuran dan Ketidakpastian Pengukuran

B. Nonius

Untuk membantu mengukur dengan lebih teliti melebihi yang dapat ditunjukkan oleh NST, maka digunakan nonius. Skala nonius akan meningkatkan ketelitian pembacaan alat ukur. Umumnya terdapat suatu pembagian sejumlah skala utama dengan sejumlah skala nonius yang akan menyebabkan garis skala titik nol dan titik maksimum skala nonius berimpit dengan skala utama.

Dasar Pengukuran dan Ketidakpastian Pengukuran

Cara membaca jangka sorong untuk melihat hasil pengukurannya hanya dibutuhkan dua langkah pembacaan:

1. Membaca skala utama: Lihat gambar diatas, 21 mm atau 2,1 cm (garis merah) merupakan angka yang paling dekat dengan garis nol pada skala vernier persis di sebelah kanannya. Jadi, skala utama yang terukur adalah 21mm atau 2,1 cm.

2. Membaca skal vernier: Lihat gambar diatas dengan seksama, terdapat satu garis skala utama yang yang tepat bertemu dengan satu garis pada skala vernier. Pada gambar diatas, garis lurus tersebut merupakan angka 3 pada skala vernier. Jadi, skala vernier yang terukur adalah 0,3 mm atau 0,03 cm.

Untuk mendapatkan hasil pengukuran akhir, tambahkan kedua nilai pengukuran diatas. Sehingga hasil pengukuran diatas sebesar 21 mm + 0,3 mm = 21,3 mm atau 2,13 cm.

 

C. Alat Ukur Dasar

Beberapa alat ukur dasar yang akan dipelajari dalam praktikum ini adalah jangka sorong, mikrometer sekrup, barometer, neraca teknis, penggaris, busur derajat, stopwatch, dan beberapa alat ukur besaran listrik. Masing-masing alat ukur memiliki cara untuk mengoperasikan dan juga cara untuk membaca hasil yang terukur.

 

D. Ketidakpastian Pengukuran Tunggal

Padapengukuran tunggal, ketidakpastian yang umumnya digunakan bernilai setengah dari NST. Untuk suatu besaran X maka ketidakpastian mutlaknya adalah :

Dasar Pengukuran dan Ketidakpastian Pengukuran

Dengan hasil pengukurannya dituliskan sebagai berikut :

Dasar Pengukuran dan Ketidakpastian Pengukuran

Sedangkan yang dikenal sebagai ketidakpastian relatif adalah :

Dasar Pengukuran dan Ketidakpastian Pengukuran

Apabila menggunakan KTP relatif maka hasil pengukuran dilaporkan sebagai

Dasar Pengukuran dan Ketidakpastian Pengukuran

E. Ketidakpastian Pada Pengukuran Berulang Menggunakan Kesalahan ½ - Rentang

Pada pengukuran berulang, ketidakpastian dituliskan tidak lagi seperti pada pengukuran tunggal. Kesalahan ½ - rentang merupakan salah satu cara untuk menyatakan ketidakpastian pada pengukuran berulang. Cara untuk melakukannya adalah sebagai berikut:

1. Kumpulkan sejumlah hasil pengukuran variabel x, misalnya n buah, yaitu :

Dasar Pengukuran dan Ketidakpastian Pengukuran

2. Cari nilai rata-ratanya yaitu x :

Dasar Pengukuran dan Ketidakpastian Pengukuran

3. Tentukan xmax  dan xmin dari kumpulan data x tersebut dan ketidakpastiannya dapat dituliskan sebagai berikut :

Dasar Pengukuran dan Ketidakpastian Pengukuran

4. Tuliskan hasilnya sebagai berikut :

Dasar Pengukuran dan Ketidakpastian Pengukuran


Contoh :

dari hasil pengukuran (dalam mm) suatu besaran x yang dilakukan sebanyak empat kali.

(153,2)  (153,6)  (152,8)  Dan  (153,0)

Rata-ratanya adalah :

Dasar Pengukuran dan Ketidakpastian Pengukuran

Nilai terbesar dalam hasil pengukuran tersebut adalah 153,6 mm dan nilai terkecilnya adalah 152,8 mm. Maka rentang pengukuran adalah

Dasar Pengukuran dan Ketidakpastian Pengukuran

Sehingga ketidakpastian pengukuran adalah

Dasar Pengukuran dan Ketidakpastian Pengukuran

Maka hasil pengukuran yang dilaporkan adalah

Dasar Pengukuran dan Ketidakpastian Pengukuran


F. Angka Penting

Angka penting berarti (AB) menunjukkan jumlah digit angka yang akan di laporkan pada hasil akhir pengukuran. AB berkaitan dengan KTP relatif (dalam %). Semakin kecil KTP relatif maka semakin tinggi mutu pengukuran atau semakin tinggi ketelitian hasil pengukuran yang dilakukan. Aturan praktis yang menghubungkan antara KTP relatif dan AB adalah sebagai berikut :

Dasar Pengukuran dan Ketidakpastian Pengukuran

Sebagai contoh suatu hasil pengukuran dan cara menyajikannya untuk beberapa AB akan disjikan dalam tabel berikut ini :

                 Dasar Pengukuran dan Ketidakpastian Pengukuran


G. Ketidakpastian Pada Fungsi Variabel (Perambatan Ketidakpastian)

Jika suatu variabel merupakan fungsi dari variabel lain yang disertai oleh ketidakpastian, maka variabel ini akan disertai pula oleh ketidakpastian. Hal ini disebut sebagai perambatan ketidakpastian. Untuk jelasnya ketidakpastian variabel yang merupakan hasil operasi variabel-variabel lain yang disertai oleh ketidakpastian akan disajikan dalam tabel berikut ini. Misalnya dari suatu pengukuran diperoleh (a±∆a) dan (b±∆b). Kepada kedua hasil pengukuran tersebut akan dilakukan operasi matematik dasar untuk memperoleh besaran baru.

Dasar Pengukuran dan Ketidakpastian Pengukuran


Comments

Populer

Cara Kerja Kincir Angin: Pengertian, Manfaat, Kelebihan dan kekurangannya

Pengertian Kincir Angin Kincir angin adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengubah energi angin menjadi energi listrik. Sehingga kincir angin dapat dimanfaatkan untuk pembangkit listrik dalam kehidupan sehari-hari. Di Indonesia daerah yang sudah menerapkan pembangkit listrik tenaga angin ialah Nusa Tengara Timur dan Yogyakarta. Cara Kerja Kincir Angin Cara kerja kincir angin ialah dengan memanfaatkan tiupan angin untuk memutar motor hingga bisa diubah menjadi energi listrik. Maka dari itu, alat ini biasanya digunakan di daerah pulau-pulau kecil yang memiliki tiupan angin stabil dan kencang. Pada kincir angin terdapat beberapa bagian yang menjadi komponennya seperti generator dan baling-baling. Kedua komponen tersebut membantu kerja kincir angin agar bisa menghasilkan energi listrik. Di bawah ini rangkain kerja dari kincir angin, antara lain: Kerja kincir angin diawali dengan adanya sumber energi angin yang mengakibatkan turbin atau kincir angin berputar Kemudian putaran dari turbin

Cara Kerja Komputer

Cikal bakal komputer hanyalah sebuah mesin hitung sederhana. Zaman dahulu komputer hanya mesin hitung untuk menghitung tabel angka. Seiring dengan berjalannya waktu, komputer mengalami perkembangan dan telah dilengkapi dengan berbagai fitur canggih yang bermanfaat untuk mempermudah kegiatan manusia. Komputer merupakan alat elektronik yang terdiri dari rangkaian berbagai komponen yang saling terhubung sehingga akan membentuk suatu sistem kerja. Cara kerja komputer tersebut dapat melakukan pekerjaan secara otomatis berdasarkan program yang di perintahkan kepadanya sehingga mampu untuk menghasilkan informasi berdasarkan data dan program yang telah ada. Suatu pengolahan data dengan menggunakan komputer sebagai medianya dikenal dengan istilah Electronic Data Processing (EDP). Pengolahan data merupakan suatu proses dimana sebuah data diproses atau diubah ke dalam bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti, yang berupa sebuah informasi. Agar komputer bisa digunakan untuk mengolah sebuah dat

Financial Crisis Preparedness

Financial Crisis Preparedness Importance Of Financial Crisis Preparedness Financial crisis preparedness is of crucial importance for individuals, businesses, and governments alike. A financial crisis can have far-reaching impacts on the economy, leading to job losses, business closures, and declining financial markets. It is essential to have a well-developed crisis plan in place to help mitigate the effects of a financial crisis and ensure a swift recovery. Such a plan should include measures to manage risks, maintain financial stability, and ensure access to emergency funding. Additionally, it should involve regular stress tests to assess the ability of the financial system to withstand shocks. The benefits of such preparedness are significant and can help to prevent or minimize the negative impacts of a financial crisis on the economy and society as a whole. - The Impact Of Financial Crises On Individuals And Economies Financial crises