A. Nilai Skala Terkecil
Setiap alat ukur memiliki nilai skala terkecil. Skala ini
merupakan garis lurus, busur, atau angka digital. Pada skala terdapat goresan
besar dan kecil sebagai pembagian dibubuhi nilai tertentu. Secara fisik jarak
antara dua goresan besar dan kecil sebagai pembagian dibubuhi nilai tertentu.
Secara fisik jarak antara dua goresan terkecil yang bedekatan jarang kurang
dari 1 mm. Hal ini disebabkan karena mata manusia (Tanpa alat bantu) agak sukar
melihat jarak kurang dari 1 mm dengan tepat. Keadaan jadi lebih buruk lagi bila
ujung atau pinggir dari objek yang diukur tidak tajam. Nilai skala sesuai dengan
jarak terkecil itu disebut NTS alat ukur tersebut.
B. Nonius
Untuk membantu mengukur dengan lebih teliti melebihi yang
dapat ditunjukkan oleh NST, maka digunakan nonius. Skala nonius akan
meningkatkan ketelitian pembacaan alat ukur. Umumnya terdapat suatu pembagian
sejumlah skala utama dengan sejumlah skala nonius yang akan menyebabkan garis
skala titik nol dan titik maksimum skala nonius berimpit dengan skala utama.
Cara membaca jangka sorong untuk melihat hasil pengukurannya hanya dibutuhkan dua langkah pembacaan:
1. Membaca skala utama: Lihat gambar diatas, 21 mm atau 2,1 cm (garis merah) merupakan angka yang paling dekat dengan garis nol pada skala vernier persis di sebelah kanannya. Jadi, skala utama yang terukur adalah 21mm atau 2,1 cm.
2. Membaca skal vernier: Lihat gambar diatas dengan seksama, terdapat satu garis skala utama yang yang tepat bertemu dengan satu garis pada skala vernier. Pada gambar diatas, garis lurus tersebut merupakan angka 3 pada skala vernier. Jadi, skala vernier yang terukur adalah 0,3 mm atau 0,03 cm.
Untuk mendapatkan hasil pengukuran akhir, tambahkan kedua
nilai pengukuran diatas. Sehingga hasil pengukuran diatas sebesar 21 mm + 0,3
mm = 21,3 mm atau 2,13 cm.
C. Alat Ukur Dasar
Beberapa alat ukur dasar yang akan dipelajari dalam
praktikum ini adalah jangka sorong, mikrometer sekrup, barometer, neraca
teknis, penggaris, busur derajat, stopwatch, dan beberapa alat ukur besaran
listrik. Masing-masing alat ukur memiliki cara untuk mengoperasikan dan juga
cara untuk membaca hasil yang terukur.
D. Ketidakpastian Pengukuran Tunggal
Padapengukuran tunggal, ketidakpastian yang umumnya
digunakan bernilai setengah dari NST. Untuk suatu besaran X maka ketidakpastian
mutlaknya adalah :
Dengan hasil pengukurannya dituliskan sebagai berikut :
Sedangkan yang dikenal sebagai ketidakpastian relatif adalah
:
Apabila menggunakan KTP relatif maka hasil pengukuran
dilaporkan sebagai
E. Ketidakpastian Pada Pengukuran Berulang Menggunakan Kesalahan ½ - Rentang
Pada pengukuran berulang, ketidakpastian dituliskan tidak
lagi seperti pada pengukuran tunggal. Kesalahan ½ - rentang merupakan salah
satu cara untuk menyatakan ketidakpastian pada pengukuran berulang. Cara untuk
melakukannya adalah sebagai berikut:
1. Kumpulkan sejumlah hasil pengukuran variabel x, misalnya
n buah, yaitu :
2. Cari nilai rata-ratanya yaitu x :
3. Tentukan xmax dan xmin dari kumpulan data x
tersebut dan ketidakpastiannya dapat dituliskan sebagai berikut :
4. Tuliskan hasilnya sebagai berikut :
Contoh :
dari hasil pengukuran (dalam mm) suatu besaran x yang dilakukan sebanyak empat kali.
(153,2) (153,6) (152,8) Dan (153,0)
Rata-ratanya adalah :
Nilai terbesar dalam hasil pengukuran tersebut adalah 153,6
mm dan nilai terkecilnya adalah 152,8 mm. Maka rentang pengukuran adalah
Sehingga ketidakpastian pengukuran adalah
Maka hasil pengukuran yang dilaporkan adalah
F. Angka Penting
Angka penting berarti (AB) menunjukkan jumlah digit angka
yang akan di laporkan pada hasil akhir pengukuran. AB berkaitan dengan KTP
relatif (dalam %). Semakin kecil KTP relatif maka semakin tinggi mutu
pengukuran atau semakin tinggi ketelitian hasil pengukuran yang dilakukan.
Aturan praktis yang menghubungkan antara KTP relatif dan AB adalah sebagai
berikut :
Sebagai contoh suatu hasil pengukuran dan cara menyajikannya
untuk beberapa AB akan disjikan dalam tabel berikut ini :
G. Ketidakpastian Pada Fungsi Variabel (Perambatan Ketidakpastian)
Jika suatu variabel merupakan fungsi dari variabel lain yang
disertai oleh ketidakpastian, maka variabel ini akan disertai pula oleh
ketidakpastian. Hal ini disebut sebagai perambatan ketidakpastian. Untuk
jelasnya ketidakpastian variabel yang merupakan hasil operasi variabel-variabel
lain yang disertai oleh ketidakpastian akan disajikan dalam tabel berikut ini.
Misalnya dari suatu pengukuran diperoleh (a±∆a) dan (b±∆b). Kepada kedua hasil
pengukuran tersebut akan dilakukan operasi matematik dasar untuk memperoleh besaran
baru.
Comments
Post a Comment