Insurance Deductible Options - Importance Of Understanding Deductible Options Having a sound understanding of deductible options is an essential part of managing personal or business finances. Deductibles are the amount of money you pay out of pocket before insurance coverage starts. It's important to understand how deductibles work and the various options available to you. By choosing the right deductible option, you can manage your finances more effectively and ensure that you're not overpaying for insurance coverage. Furthermore, understanding deductible options can help you make informed decisions about healthcare services, business expenses, and other financial matters. In summary, having a good grasp of deductible options is a fundamental step in achieving financial stability and security. Types Of Deductibles A deductible is a type of expense that an individual or business must pay before receiving in
Sebuah kendaraan mempunyai mesin yang digerakkan karena terjadi pembakaran antara udara dan bahan bakar atau bensin. Agar proses pembakaran berhasil dibutuhkan percikan api yang berasal dari busi.
Percikan api tersebut berhasil muncul karena pada sistem pengapian konvensional yang dipakai sejak kendaraan bermotor dengan bensin pertama kali dibuat. Hingga saat ini sistem pengapian konvensional tersebut masih terus digunakan.
Di antara keempatnya, pengapian konvensional ialah sistem yang pertama kali dirancang oleh manusia dalam sebuah kendaraan bermotor. Pengertian dari sistem ini yaitu rangkaian mekatronika sederhana.
Tujuan dibuat yaitu untuk menciptakan percikan api pada busi dengan interval tertentu.
Busi akan menciptakan sebuah percikan api karena energi listrik dari tegangan yang mengalir tinggi melewati elektroda busi.
Tegangan dapat mencapai 30.000 V DC, di mana celah 0,8 mm pada elektroda tersebut akan menghasilkan lompatan elektron yang bentuknya percikan api. Ciri utamanya sendiri yaitu dengan menggunakan platina untuk menghubungkan dan memutuskan pengapian.
Terdapat dua fungsi yang dimiliki sistem pengapian konvensional.
Pertama yaitu untuk menciptakan loncatan bunga api pada busi di waktu yang tepat. Waktunya yaitu untuk menciptakan pembakaran antara udara dengan bahan bakar bensin.
Fungsi yang kedua yaitu untuk menciptakan loncatan bunga api dibutuhkan tegangan listrik yang tinggi. Tegangan tersebut akan menaikkan tegangan baterai sehingga menjadi tegangan tinggi coil dengan melalui hubungan singkat arus primer oleh platina.
Sistem pengapian konvensional ini berbeda dengan sistem pengapian CDI yang justru menganut prinsip pengosongan arus pada kapasitor agar terdapat tegangan pada coil. Berbeda juga dengan sistem pengapian transistor yang tidak menggunakan platina.
Jadi busi tidak bekerja sendiri dalam sebuah kendaraan motor atau mobil untuk dapat menciptakan percikan api. Secara umum terdapat tiga komponen utama yang penting yaitu Nok, Ignition Coil dan juga Distributor.
Berikut ini komponen pada sistem pengapian konvensional yang digunakan.
1. Baterai
Sama seperti baterai pada umumnya, baterai di sini fungsi utamanya yakni untuk menyediakan arus listrik dengan voltase rendah yaitu sekitar 12 volt. Baterai ini lebih sering disebut dengan aki dengan fungsinya yang sangat penting untuk kelistrikan kendaraan.
2. Ignition Coil
Komponen inilah yang mempunyai peran besar untuk menaikkan daya dari baterai yang sebelumnya hanya 12 volt. Daya dapat dinaikan 10 KV bahkan lebih, seperti yang telah dijelaskan bahwa untuk menciptakan percikan api dibutuhkan tegangan listrik yang tinggi.
Ignition coil ini mempunyai dua jenis kumparan yang masing-masing dililitkan pada bagian inti besi. Di mana kumparan yang pertama disebut dengan kumparan primer, yang akan menerima arus dari baterai dan diputus breaker point atau platina.
Kumparan kedua atau kumparan sekunder ini nantinya yang akan menciptakan induksi elektromagnetik ketika arus listrik diputus oleh platina sehingga dapat membangkitkan tegangan sampai 10 KV bahkan lebih.
Kumparan primer biasanya menggunakan kawat tembaga yang ukurannya 0,5 hingga 1,0 mm bahkan lebih besar dan juga gulungannya sedikit. Sedangkan kumparan sekunder lebih kecil dan juga jumlah gulungannya lebih banyak.
Percikan api tersebut berhasil muncul karena pada sistem pengapian konvensional yang dipakai sejak kendaraan bermotor dengan bensin pertama kali dibuat. Hingga saat ini sistem pengapian konvensional tersebut masih terus digunakan.
Pengertian Sistem Pengapian Konvensional dan Fungsinya
Secara umum terdapat empat jenis sistem pengapian yang dipakai pada kendaraan mobil. Pertama yaitu sistem pengapian konvensional, kedua sistem pengapian CDI, ketiga sistem pengapian transistor dan yang terakhir sistem pengapian DLI.Di antara keempatnya, pengapian konvensional ialah sistem yang pertama kali dirancang oleh manusia dalam sebuah kendaraan bermotor. Pengertian dari sistem ini yaitu rangkaian mekatronika sederhana.
Tujuan dibuat yaitu untuk menciptakan percikan api pada busi dengan interval tertentu.
Busi akan menciptakan sebuah percikan api karena energi listrik dari tegangan yang mengalir tinggi melewati elektroda busi.
Tegangan dapat mencapai 30.000 V DC, di mana celah 0,8 mm pada elektroda tersebut akan menghasilkan lompatan elektron yang bentuknya percikan api. Ciri utamanya sendiri yaitu dengan menggunakan platina untuk menghubungkan dan memutuskan pengapian.
Terdapat dua fungsi yang dimiliki sistem pengapian konvensional.
Pertama yaitu untuk menciptakan loncatan bunga api pada busi di waktu yang tepat. Waktunya yaitu untuk menciptakan pembakaran antara udara dengan bahan bakar bensin.
Fungsi yang kedua yaitu untuk menciptakan loncatan bunga api dibutuhkan tegangan listrik yang tinggi. Tegangan tersebut akan menaikkan tegangan baterai sehingga menjadi tegangan tinggi coil dengan melalui hubungan singkat arus primer oleh platina.
Sistem pengapian konvensional ini berbeda dengan sistem pengapian CDI yang justru menganut prinsip pengosongan arus pada kapasitor agar terdapat tegangan pada coil. Berbeda juga dengan sistem pengapian transistor yang tidak menggunakan platina.
Komponen dalam Sistem Pengapian Konvensional
Setiap sistem pengapian mempunyai komponen yang berbeda-beda tergantung dengan bagaimana caranya bekerja. Masing-masing komponen ini mempunyai fungsi dan tugas yang berbeda akan tetapi saling berhubungan untuk menciptakan percikan api.Jadi busi tidak bekerja sendiri dalam sebuah kendaraan motor atau mobil untuk dapat menciptakan percikan api. Secara umum terdapat tiga komponen utama yang penting yaitu Nok, Ignition Coil dan juga Distributor.
Berikut ini komponen pada sistem pengapian konvensional yang digunakan.
1. Baterai
Sama seperti baterai pada umumnya, baterai di sini fungsi utamanya yakni untuk menyediakan arus listrik dengan voltase rendah yaitu sekitar 12 volt. Baterai ini lebih sering disebut dengan aki dengan fungsinya yang sangat penting untuk kelistrikan kendaraan.
2. Ignition Coil
Komponen inilah yang mempunyai peran besar untuk menaikkan daya dari baterai yang sebelumnya hanya 12 volt. Daya dapat dinaikan 10 KV bahkan lebih, seperti yang telah dijelaskan bahwa untuk menciptakan percikan api dibutuhkan tegangan listrik yang tinggi.
Ignition coil ini mempunyai dua jenis kumparan yang masing-masing dililitkan pada bagian inti besi. Di mana kumparan yang pertama disebut dengan kumparan primer, yang akan menerima arus dari baterai dan diputus breaker point atau platina.
Kumparan kedua atau kumparan sekunder ini nantinya yang akan menciptakan induksi elektromagnetik ketika arus listrik diputus oleh platina sehingga dapat membangkitkan tegangan sampai 10 KV bahkan lebih.
Kumparan primer biasanya menggunakan kawat tembaga yang ukurannya 0,5 hingga 1,0 mm bahkan lebih besar dan juga gulungannya sedikit. Sedangkan kumparan sekunder lebih kecil dan juga jumlah gulungannya lebih banyak.
3. Distributor
Kemudian komponen distributor ini sendiri terdiri dari banyak komponen di mana fungsi utamanya yaitu untuk mendistribusikan tegangan listrik yang telah dibangkitkan ignition coil ke setiap silinder. Berikut ini macam-macam bagian yang terdapat pada distributor.
1. Cara Kerja ketika Kontak On
Sistem pengapian ini akan bekerja di saat kontak dalam posisi ON. Maka Ignition Relay dan juga Main Relay akan aktif dan muncul aliran arus listrik dari baterai ke keduanya.
Arus tersebut akan masuk ke kumparan primer dan ke kumparan sekunder pada ignition coil. Arus listrik hanya dialirkan saja sehingga sistem pengapian belum berjalan dan juga tidak ada perubahan pada tegangannya.
2. Cara Kerja ketika Posisi Start
Pada saat flywheel diputar sistem starter, maka pada sistem pengapian akan mengalami pemutusan arus. Rangkaian pengapian ini terhubung dengan crankshaft mesin, jadi ketika mesin berputar maka putaran akan menyesuaikan RPM mesin.
Nok pada distributor jumlahnya akan sama dengan silinder mesin, di mana ketika berputar maka akan menyentuh kaki platina dan terjadilah kontak point yang menyebabkan arus primer terputus.
Ketika arus di kumparan primer terputus, maka medan magnet yang tadinya terbentuk juga akan padam. Akan tetapi medan magnet tersebut akan bergerak ke kumparan sekunder di mana arus tegangan listrik akan meningkat.
Pergerakan dari pemutusan arus sampai meningkat terjadi dalam waktu yang singkat. Agar prosesnya berjalan maka dibutuhkan platina yang dapat memutuskan dan juga menghubungkan arus pada kumparan primer dan sekunder.
Selanjutnya tegangan listrik yang tinggi tinggal dialirkan ke busi untuk menciptakan percikan api sehingga terjadilah pembakaran dan juga mesin akan menyala.
Itulah tadi penjelasan menganai sistem pengapian konvensional di mana terdapat beberapa rangkaian penting yang bekerja dengan sangat singkat pada sebuah kendaraan.
Kemudian komponen distributor ini sendiri terdiri dari banyak komponen di mana fungsi utamanya yaitu untuk mendistribusikan tegangan listrik yang telah dibangkitkan ignition coil ke setiap silinder. Berikut ini macam-macam bagian yang terdapat pada distributor.
- Nok. Biasa disebut juga dengan Cam, komponen ini yang akan membuka platina di sudut poros engkol dengan tepat bagi masing-masing silinder. Nok sendiri terhubung dengan poros distributor dan juga akan digerakkan oleh poros nok.
- Platina. Pada sistem pengapian konvensional fungsi platina yaitu untuk memutuskan arus listrik yang mengalir ke kumparan primer dalam ignition coil. Tujuannya supaya ignition coil dapat menciptakan tegangan listrik yang lebih tinggi dari baterai.
- Kondensor. Sesuai dengan namanya, komponen distributor ini mempunyai fungsi utama untuk menyerap loncatan bunga api pada platina. Penyerapan berlangsung ketika terjadi sebuah pembukaan yang bertujuan untuk menaikkan tegangan pada coil sekunder.
- Centrifugal Governor Advancer. Fungsi dari komponen ini yaitu untuk memajukan pada saat pengapian yang disesuaikan dengan putaran dari mesin.
- Vakum Advancer. Komponen ini dipasang pada bagian distributor dan juga dihubungkan ke backing plate atau dudukan platina. Bentuknya sendiri seperti piringan yang mempunyai dua selang dan dihubungkan ke karburator dan intake manifold. Ketika komponen ini menyala maka akan menggeser backing plate dan juga menciptakan buka tutup platina. Fungsinya yaitu untuk memajukan saat pengapian sesuai dengan beban mesin.
- Rotor. Komponen sistem pengapian konvensional ini mempunyai fungsi untuk membagikan arus listrik tegangan tinggi yang telah dihasilkan ignition coil ke busi.
- Distributor Cap. Fungsi distributor ini yaitu untuk membagikan arus listrik dari rotor ke kabel tegangan listrik sehingga setiap busi dapat menghasilkan percikan api.
- Busi. Busi merupakan bagian dari distributor yang fungsinya yaitu untuk menciptakan percikan bunga api dari elektroda yang telah didapatkan melalui kabel tegangan tinggi.
- Kabel Tegangan Tinggi. Komponen dari sistem pengapian konvensional ini mempunyai fungsi untuk mengalirkan arus dengan tegangan sangat tinggi ke busi dari ignition coil.
Cara Kerja Sistem Pengapian Konvensional
Terdapat dua cara kerja sistem pengapian konvensional yang dapat diperhatikan sebagai berikut:1. Cara Kerja ketika Kontak On
Sistem pengapian ini akan bekerja di saat kontak dalam posisi ON. Maka Ignition Relay dan juga Main Relay akan aktif dan muncul aliran arus listrik dari baterai ke keduanya.
Arus tersebut akan masuk ke kumparan primer dan ke kumparan sekunder pada ignition coil. Arus listrik hanya dialirkan saja sehingga sistem pengapian belum berjalan dan juga tidak ada perubahan pada tegangannya.
2. Cara Kerja ketika Posisi Start
Pada saat flywheel diputar sistem starter, maka pada sistem pengapian akan mengalami pemutusan arus. Rangkaian pengapian ini terhubung dengan crankshaft mesin, jadi ketika mesin berputar maka putaran akan menyesuaikan RPM mesin.
Nok pada distributor jumlahnya akan sama dengan silinder mesin, di mana ketika berputar maka akan menyentuh kaki platina dan terjadilah kontak point yang menyebabkan arus primer terputus.
Ketika arus di kumparan primer terputus, maka medan magnet yang tadinya terbentuk juga akan padam. Akan tetapi medan magnet tersebut akan bergerak ke kumparan sekunder di mana arus tegangan listrik akan meningkat.
Pergerakan dari pemutusan arus sampai meningkat terjadi dalam waktu yang singkat. Agar prosesnya berjalan maka dibutuhkan platina yang dapat memutuskan dan juga menghubungkan arus pada kumparan primer dan sekunder.
Selanjutnya tegangan listrik yang tinggi tinggal dialirkan ke busi untuk menciptakan percikan api sehingga terjadilah pembakaran dan juga mesin akan menyala.
Itulah tadi penjelasan menganai sistem pengapian konvensional di mana terdapat beberapa rangkaian penting yang bekerja dengan sangat singkat pada sebuah kendaraan.
Comments
Post a Comment