Senyawa asam dan basa sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, kita perlu mengetahui sifat-sifat senyawa asam dan basa dengan baik. Sifat-sifat asam dan basa di antaranya sebagai berikut:
1. Penampilan fisis
Senyawa asam akan memberikan rasa
masam jika dicicipi. Tingkat keasaman antara asam satu dengan asam lainnya
tidak sama. Misalkan kita mencoba mencicipi asam cuka dan asam pada buah jeruk.
Meskipun buah jeruk dan cuka sama-sama memiliki rasa masam, namun orang
cenderung lebih tahan memakan jeruk dari pada langsung memakan cuka. Dengan demikian,
dapat dikatakan bahwa tingkat keasaman cuka lebih tinggi dari pada asam sitrat
pada buah jeruk. Selain itu, asam dapat menyebabkan korosi pada logam (bersifat
korosif/merusak)
Lain halnya dengan asam, basa memberikan
rasa pahit atau getir jika kita mencicipinya. Basa terasa licin saat terkena kulit.
Namun apabila basa yang digunakan basa kuat maka dapat menyebabkan kulit
menjadi rusak (bersifat kaustik/merusak kulit).
2. Ionisasi dalam air
Bila dilarukan dalam air, asam
dapat menghasilkan ion H+ (ion hidrogen) dan ion sisa asam yang
bermuatan negatif. Peristiwa terurainya asam menjadi ion-ion pembentukannya
dapat dituliskan sebagai berikut:
HA(aq) → H+(aq)
+ A-(aq)
Jika basa dilarutkan dalam air
akan menghasilkan ion OH- (ion hidroksi) dan ion sisa basa yang
bermuatan positif. Apabila ion OH- hampir seluruhnya dilepaskan atau
terionisasi sempurna, maka termasuk basa kuat atau memiliki derajat kesamaan
yang rendah dan begitu juga sebaliknya.
Secara umum, peristiwa peruraian
basa menjadi ion-ion pembentukannya dapat ditulisakan sebagai berikut:
BOH(aq) → B+(aq) + OH-(aq)
3. Daya hantar listrik
Senyawa asam dan basa sama-sama mampu menghasilkan ion-ion jika dilarutkan dalam air. Ion-ion ini bergerak bebas di dalam larutan sehingga mampu menjadi agen penghantar arus listrik. Dengan demikian, baik asam maupun basa sama-sama mampu menghantarkan arus listrik dengan baik.
4. Derajat keasaman
Suatu senyawa netral memiliki derajat
keasaman (pH) sama dengan 7. Senyawa asam memiliki pH < 7, sedangkan senyawa
basa memiliki pH > 7.
Indikator Asam dan Basa
Suatu senyawa dapat diketahui bersifat
asam atau basa dengan menggunakan indikator. Indikator adalah asam organik
lemah atau basa organik lemah yang dapat berubah warna pada rentang pH tertentu.
Berikut beberapa indikator asam dan basa yang sering digunakan.
1. Kertas lakmus
Kertas lakmus akan menunjukan warna
berbeda jika dicelupkan ke dalam larutan yang bersifat asam, basa, atau netral.
Kertas lakmus memiliki beberapa kelebihan yaitu praktis, mudah, murah, dapat
berubah warna dengan cepat saat bereaksi dengan asam atau pun basa, lakmus sukar
bereaksi dengan oksigen dalam udara sehingga dapat bertahan lama, serta lakmus
mudah diserap oleh kertas, sehingga digunakan dalam bentuk lakmus kertas. Walaupun
demikian, kertas lakmus memiliki kelemahan yaitu tidak bisa digunakan untuk
mengukur secara teliti dan perubahan warna yang ditunjukan tidak bisa menunjukan
pH larutan dengan cepat.
Ada dua macam kertas lakmus yaitu
lakmus merah dan lakmus biru. Lakmus merah akan tetap berwarna merah jika
dicelupkan ke dalam larutan asam, namun akan berubah menjadi biru jika dicelupkan
ke dalam larutan basa. Adapun lakmus biru pada larutan basa akan tetap biru,
namun jika dicelupka kedalam larutan asam akan berubah menjadi merah. Baik lakmus
merah atau pun biru tidak akan berubah warna jika dicelupkan ke dalam larutan
netral.
2. Larutan indikator
larutan indikator dapat berubah warna
tertentu sesuai tingkat keasaman atau kebasaan zat. Perubahan warna terjadi ketika
zat diteteskan ke dalam larutan indikator. Larutan indikator misalnya fenol
ftalein, metil jingga, metil merah, dan bromtimol biru.
Larutan indikator memiliki rentang pH
tertentu sesuai perubahan warna yang ditunjukan. Oleh karena itu, penentuan pH
asam basa dengan larutan indikator hanya dilakukan dalam bentuk rentang trayek pH
tanpa bisa menunjukan nilai pH secara tepat.
3. Indikator alami
Larutan asam dan basa juga dapat diidentifikasi
dengan menggunakan bahan-bahan alam yang ada di lingkungan sekitar. Prinsip indikator
ini dapat memberikan warna berbeda jika ditempatkan pada lingkungan asam, basa,
atau netral. Contoh indikator alami yang banyak digunakan adalah bunga sepatu,
kunyit, kulit manggis, kubis ungu, atau pun jenis bunga-bungaan yang berwarna.
Sebagai contoh ambil kulit manggis,
tumbuklah sampai halus dan campur dengan sedikit air. Kulit manggis dalam keadaan
netral berwarna ungu. Jika ekstrak kulit manggis dibagi dua dan masing-masing
diteteskan dengan larutan asam dan basa, maka dalam larutan asam terjadi
perubahan warna dari ungu menjadi coklat kemerahan. Larutan basa yang diteteskan
akan mengubah warna dari ungu menjadi biru kehitaman.
4. Indikator universal
Indikator universal berupa kertas yang
dapat membedakan larutan asam dan basa serta mengetahui harga pH-nya. Cara kerja
indikator ini sangat sederhana, sehelai kertas indikator dicelupkan ke dalam
larutan yang akan diukur pH-nya. Kemudian hasilnya dicocokkan dengan peta warna
pada kemasan. Warna indikator menyatakan nilai pH.
5. pH meter
Indikator-indikator sebelumnya hanya
menunjukan perubahan warna tanpa menunjukan harga pH (tingkat keasaman atau kebasaan)
yang tepat. Jadi, harga pH hanya perkiraan sesuai trayek pH-nya. Oleh karena
itu, sekarang digunakan pH meter yaitu alat yang dapat menunjukkan pH suatu zat
secara langsung. Alat ini lebih akurat dan mudah dari pada indikator lainnya.
elektroda dicelupkan ke dalam larutan yang akan diukur pH-nya kemudian nilai pH
akan secara langsung tertera pada layar digital alat pH meter tersebut. pH
meter dapat digunakan untuk mengukur pH tanah, air sungai, dan berbagai jenis larutan.
pH Asam dan Basa
derajat keasaman atau kebasaan suatu zat
dinyatakan dengan pH (potensial of hydrogen). pH memiliki skala 1 sampai 14. Zat
yang bersifat asam memiliki pH kurang dari 7. Makin kuat tingkat keasaman zat,
maka nilai pH-nya makin rendah. Dengan demikian, zat dengan pH = 1 memiliki
sifat yang sangat asam misalnya asam klorida (HCL). Zat dengan pH = 7 dikatakan
memiliki pH netral. pH netral berarti tidak bersifat asam maupun basa,
contohnya air murni. Sebaliknya, zat yang bersifat basa memiliki pH di atas 7. Makin
kuat tingkat kebasaan suatu nilai pH-nya makin tinggi. Zat dengan pH = 14
bersifat sangat basa misalnya natrium hidroksida (NaOH).
Comments
Post a Comment