Teori Belajar Gagne dan Ausubel Skip to main content

Big Ad

Featured Post

Insurance Deductible Options

Insurance Deductible Options - Importance Of Understanding Deductible Options Having a sound understanding of deductible options is an essential part of managing personal or business finances. Deductibles are the amount of money you pay out of pocket before insurance coverage starts. It's important to understand how deductibles work and the various options available to you. By choosing the right deductible option, you can manage your finances more effectively and ensure that you're not overpaying for insurance coverage. Furthermore, understanding deductible options can help you make informed decisions about healthcare services, business expenses, and other financial matters. In summary, having a good grasp of deductible options is a fundamental step in achieving financial stability and security. Types Of Deductibles A deductible is a type of expense that an individual or business must pay before receiving in

Teori Belajar Gagne dan Ausubel

Pendidikan adalah salah satu indikator kemajuan suatu bangsa, dimana dalam pendidikan dimuat gambaran tentang nilai-nilai, luhur dan benar untuk kehidupan. Dalam hal ini pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

Belajar merupakan pembahasan menarik yang menjadi pusat perhatian para ahli psikologi pendidikan untuk mengungkap rahasia dibalik belajar tersebut.

Pembelajaran merupakan kegiatan interaktif dan timbal balik antara pendidik dan peserta didik (katakan sebagai siswa). Untuk mencapai kompetensi yang diharapkan maka seorang pendidik (katakan sebagai guru) seharusnya menyiapkan berbagai kebutuhan sebelum mengajar, termasuk kebutuhan setelah mengajar. Merancang, melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran merupakan kegiatan wajib yang dilakukan guru sehingga perlu untuk mempelajari teori-teori belajar walaupun implikasinya tak semanis teorinya. Dengan demikian guru dapat berkreasi dan berinovasi pada kelasnya dengan teori yang mendasari proses belajar tersebut.

Teori Belajar Gagne dan Ausubel

Terdapat banyak teori yang mendasari proses pembelajaran. Beberapa diantaranya, yaitu teori Gagne dan Ausubel. Teori belajar Gagne yang menyatakan bahwa belajar dipengaruhi oleh faktor dari luar diri dan faktor dalam diri dan keduanya saling berinteraksi. Teori belajar Ausubel secara umum merupakan bahwa pembelajaran harus bermakna yang terbagi dalam dua dimensi, yaitu penyampaian informasi dan penemuan.

Pengertian Belajar

Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu. Nana Syaodih Sukmadinata (2005) menyebutkan bahwa sebagian terbesar perkembangan individu melalui kegiatan belajar. Lantas, apa sesungguhnya belajar itu?

Dibawah ini disampaikan tentang pengertian belajar dari para ahli:

Moh. Surya (1997) “Belajar dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan perilaku baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya”.

Witherington (1997) “Belajar merupakan perubahan dalam kepribadian yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respon yang baru berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahhuan dan kecakapan”.

Crow & Crow (1958) “Belajar adalah diperolehnya kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan dan sikap baru”.

Hilgard (1962) “Belajar adalah proses dimana suatu perilaku muncul atau berubah karena adanya respon terhadap sesuatu situasi”.

Di Vesta dan Thompson : “Belajar adalah perubahan perilaku yang relatif menetap sebagai hasil dari pengalaman”.

Gage & Berliner
“Belajar adalah suatu proses perubahan perilaku yang muncul karena pengalaman”.

Ciri utama belajar, yaitu: proses, perilaku, dan pengalaman dengan pengertian sebagai berikut:

1. Proses

Belajar adalah proses mental dan emosional atau proses berpikir dan merasakan. Seseorang dikatakan belajar apabila pikiran dan perasaannya aktif. Aktivitas pikiran dan perasaan itu sendiri tidak dapat diamati orang lain, akan tetapi terasa oleh yang bersangkutan yang diamati guru dan manifestasinya, yaitu kegiatan siswa sebagai akibat dari adanya pikiran dan perasaan pada diri siswa tersebut.

2. Perubahan Perilaku

Hasil belajar berupa perubahan perilaku atai tingkah laku seseorang yang belajar akan berubah atau bertambah perilakunya, baik yang berupa pengetahuan, keterampilan atau penguasaan nilai-nilai sikap.

3. Pengalaman

Belajar adalah mengalami, dalam arti belajar terjadi di dalam interaksi antara individu dengan lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun sosial. Lingkungan fisik, misalnya: buku, alat peraga dan alam sekitar. Lingkungan sosial, misalnya : guru, siswa, pustakawan dan kepala sekolahBelajar bisa melalui pengalaman langsung maupun pengalaman tidak langsung.

Belajar melalui pengalaman langsung misalnya siswa belajar dengan melakukan sendiri dan pengalaman sendiri. Belajar melalui pengalaman tidak langsung misalnya mengetahui dari membaca buku, mendengarkan penjelasan guru. Belajar melalui pengalaman langsung hasilnya akan lebih baik karena siswa lebih memahami, lebih menguasai pelajaran tersebut, bahkan pelajaran terasa oleh siswa lebih bermakna.

Teori Belajar Gagne

1. Teori Belajar Menurut Robert M. Gagne

Gagne berpendapat bahwa belajar dipengaruhi oleh pertumbuhan dan lingkungan, namun yang paling besar pengaruhnya adalah lingkungan individu seseorang. Bagi Gagne, belajar tidak dapat didefinisikan dengan mudah karena belajar mengakibatkan perubahan pada seseorang yang berupa perubahan kemampuan, perubahan sikap, perubahan minat atau nilai pada seseorang. Perubahan tersebut bersifat menetap meskipun hanya sementara.

Menurut Gagne, ada tiga elemen belajar, yaitu individu yang belajar, situasi yang stimulus, dan responden yang melaksanakan aksi sebagai akibat dari stimulus.

2. Sistematika “Delapan Tipe Belajar”

Menurut Robert M. Gagne, ada 8 tipe belajar, yaitu :

1) Tipe Belajar Tanda (Signal Learning)

Belajar dengan cara ini dapat dikatakan sama dengan apa yang dikemukakan oleh Pavlov. Semua jawaban atau respon menurut kepada tanda atau sinyal.

2) Tipe Belajar Rangsang – Reaksi (Stimulus-Response Learning)

Tipe ini hampir serupa dengan tipe satu, namun pada tipe ini timbulnya respon juga karena adanya dorongan yang datang dari dalam serta adanya penguatan sehingga seseorang mau melakukan sesuatu secara berulang-ulang.

3) Tipe Belajar Berangkai (Chaining Learning)

Pada tahap ini terjadi serangkaian hubungan stimulus-respon, maksudnya adalah bahwa suatu repon pada gilirannya akan menjadi stimulus baru dan selanjutnya akan menimbulkan respon baru.

4) Tipe Belajar Asosiasi Verbal (Verbal Asosiation Learning)

Tipe ini berhubungan dengan penggunaan bahasa, dimana hasil belajarnya yaitu memberikan reaksi verbal pada stimulus atau perangsang.

5) Tipe Belajar Membedakan (Descrimination Learning)

Hasil dari tipe belajar ini adalah kemampuan untuk membedak-bedakan antar objek-objek yang terdapat dalam lingkungan fisik.

6) Tipe Belajar Konsep (Concept Learning)

Belajar pada tipe ini terutama dimaksudkan untuk memperoleh pemahaman atau pengertian suatu yang mendasar.

7) Tipe Belajar Kaidah (Rule Learning)

Tipe belajar ini menghasilkan suatu kaidah yang terdiri atas penggabungan beberapa konsep.

8) Tipe Belajar Pemecahan Masalah (Problem Solving Learning)

Tipe belajar ini menghasilkan suatu prinsip yang dapat digunakan untuk memecahkan suatu permasalahan.

3. Sistematika “Lima Jenis Belajar”

Sistematika ini tidak jauh berbeda dengan sistematika delapan tipe belajar, dimana isinya merupakan bentuk penyempurnaan dari sistematika delepan tipe belajar.

Kelima kategori hasil belajar tersebut adalah informasi verbal, kemahiran intelektual, pengaturan kegiatan kognitif, keterampilan motorik dan sikap.

1) Informasi Verbal (Verbal Information)

Merupakan pengetahuan yang dimiliki seseorang dan dapat diungkapkan dalam bentuk bahasa, lisan dan tertulis.

2) Kemahiran Intelektual (Intellected Skill)

Yang dimaksud dengan kemampuan intelektual untuk berhubungan dengan lingkungan hidup dan dirinya sendiri dalam bentuk suatu representasi, khususnya konsep dan berbagai lambang atau simbol (huruf, angka, kata dan gambar).

3) Pengaturan Kegiatan Kognitif (Cognitive Strategi)

Merupakan suatu cara seseorang untuk menangani aktivitas belajar dan berpikirnya sendiri, sehingga ia menggunakan cara yang sama apabila menemukan kesulitan yang sama.

4) Keterampilan Motorik (Motorick Skill)

Adanya kemampuan seseorang dalam melakukan suatu rangkaian gerak-gerik jasmani dalam urutan tertentu, dengan mengadakan koordinasi antara gerak-gerik berbagai anggota badan secara terpadu.

5) Sikap (Attitude)

Merupakan kemampuan seseorang yang sangat berperan sekali dalam mengambil tindakan, apakah baik atau buruk bagi dirinya sendiri.

4. Fase-Fase Belajar

Fase-fase belajar ini berlaku bagi semua tipe belajar. Menurut Gagne, ada 4 buah fase dalam proses belajar, yaitu:

1) Fase Penerimaan (Apprehending Phase)

Pada fase ini, rangsang diterima oleh seseorang yang belajar. Ini ada beberapa langkah.

2) Fase Penguasaan (Acquisition Phase)

Pada tahap ini akan dapat dilihat apakah seseorang telah belajar atau belum.

3) Fase Pengendapan (Storage Phase)

Sesuatu yang telah dimiliki akan disimpan agar tidak cepat hilang sehingga dapat digunakan bila diperlukan.

4) Fase Pengungkapan Kembali (Retrieval Phase)

Apa yang telah dipelajari, dimiliki dan disimpan (dalam ingatan) dengan maksud untuk digunakan (memecahkan masalah) bila diperlukan.


5. Implikasi Teori Gagne Dalam Pembelajaran

1) Mengontrol perhatian siswa.

2) Memberikan informasi kepada siswa mengenai hasil belajar yang diharapkan guru.

3) Merangsang dan mengingatkan kembali kemampuan-kemampuan siswa.

4) Penyajian stimuli yang tidak bisa dipisah-pisahkan dari tugas belajar.

5) Memberikan bimbingan belajar.

6) Memberikan umpan balik.

7) Memberikan kesempatan pada siswa untuk memeriksa hasil belajar yang telah dicapainya.

8) Memberikan kesempatan untuk berlangsungnya transfer of learning.

9) Memberikan kesempatan untuk melalkukan praktek dan penggunaan kemampuan yang baru diberikan.

Teori Belajar Ausubel

David Paul Ausubel adalah seorang ahli psikologi pendidikan. Menurut Ausubel bahan subjek yang dipelajari siswa mestilah “bermakna” (meaningfull). Pembelajaran bermakna merupakan suatu proses mengaitkan informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang.

1. Pengertian Belajar Menurut Ausubel

Menurut Ausubel, belajar dapat diklasifikasikan ke dalam dimensi. Dimensi pertama berhubungan dengan cara informasi atau materi pelajaran disajikan pada siswa, melalui penerimaan atau penemuan. Dimensi kedua menyangkut cara bagaimana siswa dapat mengaitkan informasi itu pada struktur kognitif yang telah ada. Pada tingkat pertama dalam belajar, informasi dapat dikomunikasikan pada siswa baik dalam bentuk belajar penerimaan yang menyajikan informasi itu dalam bentuk final maupun dengan bentuk belajar penemuan yang mengharuskan siswa untuk menemukan sendiri sebagian atau seluruh materi yang akan diajarkan. Pada tingkat kedua, siswa menghubungkan atau mengaitkan informasi itu pada pengetahuan (berupa konsep-konsep atau lain-lain) yang telah dimilikinya; dalam hal ini terjadi belajar bermakna.

2.Prinsip dan Karakteristik Belajar Menurut Ausubel

1) Belajar Bermakna

Inti dari teori Ausubel tentang belajar ialah belajar bermakna (Ausubel, 1996). Bagi Ausubel, belajar bermakna merupakan suatu proses mengaitkan informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang.

Peristiwa psikologi tentang belajar bermakna menyangkut asimilasi informasi baru pada pengetahuan yang telah ada dalam struktur kognitif seseorang. Jadi, dalam belajar bermakna informasi baru diasimilasikan pengetahuan pada subsume-subsumer relevan yang sudah ada ada dalam struktur dalam kognitif.

2) Belajar Hafalan

Bila dalam struktur kognitif seseorang tidak terdapat konsep-konsep relevan atau subsume-subsumer relevan, maka informasi baru dipelajari secara hafalan. Bila tidak dilakukan usaha untuk mengasimilasikan pengetahuan baru pada konsep-konsep yang sudah ada dalam struktur kognitif, akan terjadi belajar hafalan.

3. Langkah-Langkah Pembelajaran


Sebelum dimulainya suatu proses belajar, maka penting untuk memperhayikan apa-apa saja yang telah diketahui siswa, sebab ini merupakan faktor dalam mempengaruhi keberhasilan belajar. Untuk itu perlu dibuat langkah-langkah pembelajaran agar tidak terjadi kekacauan dalam kegiatan belajar. Berikut merupakan langkah-langkah pembelajaran menurut teori Ausubel:

1) Menentukan tujuan pembelajaran.

2) Melakukan identifikasi karakteristik siswa (kemampuan awal, motivasi, gaya belajar dan sebagainya).

3) Memilih materi pelajaran sesuai dengan karakteristik siswa dan mengaturnya dalam bentuk konsep-konsep inti.

4) Menentukan topik-topik dan menampilkannya dalam bentuk advance organizer yang akan dipelajari siswa.

5) Mempelajari konsep-konsep inti tersebut dan menerapkannya dalam bentuk nyata atau konkret.

6) Melakukan penelitian proses dan hasil belajar siswa.

4. Kegiatan Pembelajaran

Hakikat belajar merupakan suatu aktivitas yang berkaitan dengan penataan informasi, reorganisasi, perceptual dan proses internal. Berikut merupakan bentuk kegiatan-kegiatan pembelajaran:

1) Siswa bukan sebagai orang dewasa yang muda dalam proses berpikirnya.

2) Anak usia pra sekolah dan sekolah dasar akan dapat belajar dengan baik terutama jika menggunakan benda-benda konkrit.

3) Keterlibatan siswa secara aktif dalam belajar amat dipentingkan, karema hanya dengan mengaktifkan siswa maka proses asimilasi dan akomodasi pengetahuan dan pengalaman dapat terjadi dengan baik.

4) Untuk menarik minat dan meningkatkan retensi belajar perlu mengaitkan pengalaman atau informasi baru dengan struktur kognitif yang telah dimiliki si pelajar.

5) Pemahaman dan retensi akan meningkat jika materi pelajaran disusun dengan menggunakan pola atau logika tertentu dan sederhana ke kompleks.

6) Belajar memahai akan lebih bermakna dari pada belajar menghafal.

7) Adanya perbedaan individual pada diri siswa perlu diperhatikan, karena faktor ini sangat mempengaruhi keberhasilan belajar siswa.

5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar Bermakna

Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar bermakna menurut Ausubel (1963), ialah struktur kognitif yang ada, stabilitas dan kejelasan pengetahuan dalam suatu bidang studi tertentu dan pada waktu tertentu.

Persyaratan-persyaratan dari belajar bermakna adalah sebagai berikut:

1) Materi yang akan dipelajari harus bermakna secara potensial.

2) Anak yang akan berlajar atau siswa harus bertujuan untuk melaksanakan belajar bermakna, jadi mempunyai kesiapan dan niat untuk belajar bermakna.

Tujuan siswa merupakan faktor utama dalam belajar bermakna. Banyak siswa mengikuti pelajaran-pelajaran yang kelihatannya tidak relevan dengan kebutuhan mereka pada saat itu.

Kebermaknaan materi pelajaran secara potensial tergantung pada dua faktor, yaitu:

1) Materi harus memiliki kebermaknaan logis.

2) Gagasan yang relevan harus terdapat dalam struktur kognitif siswa.

Materi yang memiliki kebermaknaan logis merupakan materi yang nonarbitrer (materi yang konsisten dengan apa yang telah diketahui) dan substansi (materi itu dapat dinyatakan dalam berbaga cara tanpa mengubah arti).

6. Kelebihan Dari Belajar Menurut Teori Ausubel

Menurut Ausubel dan juga Novak (1997), ada tiga kebaikan dari belajar bermakna, yaitu:

1) Informasi yang dipelajari secara bermakna lebih lama dapat diingat.

2) Informasi yang tersubsumsi berakibat peningkatan diferensiasi dari subsumer-subsumer, jadi memudahkan proses belajar berikutnya untuk materi pelajaran yang mirip.

3) Informasi yang dilupakan sesudah subsumsi obliretaif, meningkatkan efek residual pada subsume, sehingga mempermudah belajar hal-hal yang mirip, walaupun telah terjadi “lupa”.

Comments

Populer

Cara Kerja Kincir Angin: Pengertian, Manfaat, Kelebihan dan kekurangannya

Pengertian Kincir Angin Kincir angin adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengubah energi angin menjadi energi listrik. Sehingga kincir angin dapat dimanfaatkan untuk pembangkit listrik dalam kehidupan sehari-hari. Di Indonesia daerah yang sudah menerapkan pembangkit listrik tenaga angin ialah Nusa Tengara Timur dan Yogyakarta. Cara Kerja Kincir Angin Cara kerja kincir angin ialah dengan memanfaatkan tiupan angin untuk memutar motor hingga bisa diubah menjadi energi listrik. Maka dari itu, alat ini biasanya digunakan di daerah pulau-pulau kecil yang memiliki tiupan angin stabil dan kencang. Pada kincir angin terdapat beberapa bagian yang menjadi komponennya seperti generator dan baling-baling. Kedua komponen tersebut membantu kerja kincir angin agar bisa menghasilkan energi listrik. Di bawah ini rangkain kerja dari kincir angin, antara lain: Kerja kincir angin diawali dengan adanya sumber energi angin yang mengakibatkan turbin atau kincir angin berputar Kemudian putaran dari turbin

Cara Kerja Komputer

Cikal bakal komputer hanyalah sebuah mesin hitung sederhana. Zaman dahulu komputer hanya mesin hitung untuk menghitung tabel angka. Seiring dengan berjalannya waktu, komputer mengalami perkembangan dan telah dilengkapi dengan berbagai fitur canggih yang bermanfaat untuk mempermudah kegiatan manusia. Komputer merupakan alat elektronik yang terdiri dari rangkaian berbagai komponen yang saling terhubung sehingga akan membentuk suatu sistem kerja. Cara kerja komputer tersebut dapat melakukan pekerjaan secara otomatis berdasarkan program yang di perintahkan kepadanya sehingga mampu untuk menghasilkan informasi berdasarkan data dan program yang telah ada. Suatu pengolahan data dengan menggunakan komputer sebagai medianya dikenal dengan istilah Electronic Data Processing (EDP). Pengolahan data merupakan suatu proses dimana sebuah data diproses atau diubah ke dalam bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti, yang berupa sebuah informasi. Agar komputer bisa digunakan untuk mengolah sebuah dat

Financial Crisis Preparedness

Financial Crisis Preparedness Importance Of Financial Crisis Preparedness Financial crisis preparedness is of crucial importance for individuals, businesses, and governments alike. A financial crisis can have far-reaching impacts on the economy, leading to job losses, business closures, and declining financial markets. It is essential to have a well-developed crisis plan in place to help mitigate the effects of a financial crisis and ensure a swift recovery. Such a plan should include measures to manage risks, maintain financial stability, and ensure access to emergency funding. Additionally, it should involve regular stress tests to assess the ability of the financial system to withstand shocks. The benefits of such preparedness are significant and can help to prevent or minimize the negative impacts of a financial crisis on the economy and society as a whole. - The Impact Of Financial Crises On Individuals And Economies Financial crises