A. Inti Atom
Inti atom terdiri dari proton dan neutron. Banyaknya proton
dalam inti atom disebut nomor atom, dan menentukan elemen dari suatu atom.
Ukuran inti atom jauh lebih kecil dari ukuran atom itu sendiri, dan hampir
sebagian besar tersusun dari proton dan neutron, hamper sama sekali tidak ada
sumbangan dari elektron.
Sebuah atom terdiri dari inti atom sangat kecil, di mana jauh dari inti atom bergeraklah elektron- electron menyerupai awan electron mengitari inti atom.
B. Partikel Penyusun Inti Atom
1. Proton
Proton adalah partikel bermuatan positif yang terdapat di
dalam inti atom.
Proton dilambangkan dengan huruf p dan massanya adalah 1 sma (satuan massa atom). Muatan sebuah proton adalah +1 yang juga sebanding dengan 1,602 . 10-19 coulomb.
Setiap unsur memiliki atom-atom tertentu dengan jumlah proton yang tidak sama. Misalnya, hydrogen jumlah protonnya adalah satu, lithium jumlah protonnya adalah tiga, natrium sebelas, dan sebagainya.
2. Neutron
Neutron atau netron adalah partikel sub atomik yang tidak
bermuatan (netral) dan memiliki massa 940 MeV/c² (1.6749 × 10−27
kg), sedikit lebih berat dari proton.
Kata neutron berasal dari bahasa Latin neutral yang berarti
tidak memiliki muatan. Lambang untuk neutron adalah n. Massa neutron setara
dengan 1 sma (satuan massa atom). Sebagai contoh, helium memiliki neutron
sebanyak 2, lithium memiliki neutron sebanyak 3, natrium memiliki neutron
sebanyak 11, dan sebagainya.
3. Elektron
Elektron adalah partikel subatom yang bermuatan negatif dan
umumnya ditulis dengan e-.
Partikel penyusun dengan massa paling ringan adalah
elektron. Massa electron hanya 1/1.840 sma. Oleh karena itu, electron dianggap
tidak bermassa. Elektron memiliki muatan negatif yang setara dengan 1,602 .10-19
C.
C. Simbol Unsur Atom
Secara lengkap lambang sebuah atom ditulis sebagai berikut.
Keterangan:
A : nomor massa (jumlah proton dan neutron)
Z : nomor atom
4. Nuklida
Nuklida adalah jenis atom dideskripsikan secara tepat
melalui nomor atom (jumlah proton) Z dan nomor massa (jumlah nukleon) A. Nomor
massa adalah nomor atom plus nomor neutron: A = Z + N.
Macam-macam nuklida:
Isotop: nuklida yang mempunyai jumlah proton sama tetapi
jumlah neutron berbeda.
Isobar: nuklida yang mempunyai jumlah proton dan neutron
sama tetapi jumlah proton berbeda.
Isoton: nuklida yang mempunyai jumlah neutron sama.
5. Reaksi Inti
Reaksi inti merupakan peristiwa perubahan suatu inti atom sehingga berubah menjadi inti atom lain dengan disertai munculnya energi yang sangat besar. Agar terjadi reaksi inti diperlukan partikel lain untuk menggoyahkan kesetimbangan inti atom sehingga kesetimbangan inti terganggu. Akibatnya inti akan terpecah menjadi dua inti yang baru. Partikel yang digunakan untuk mengganggu kesetimbangan inti yaitu partikel proton atau neutron. Di mana partikel proton atau neutron yang berenergi ditembakkan pada inti target sehingga setelah reaksi terjadi akan terbentuk inti atom yang baru disertai terbentuknya partikel yang baru. Inti target dapat merupakan inti atom yang stabil, sehingga setelah terjadi reaksi menyebabkan inti atom menjadi inti yang tidak stabil yang kemudian disebut isotop radioaktif. Jadi reaksi inti dapat juga bertujuan untuk mendapatkan isotop radioaktif yang berasal dari inti stabil.
Reaksi inti sangat berbeda dengan reaksi kimia, karena pada dasarnya reaksi inti ini terjadi karena tumbukan (penembakan) inti sasaran (target) dengan suatu proyektil (peluru). Secara skematik reaksi inti dapat digambarkan :
Contoh reaksi inti antara lain adalah 7N14
+ 2He4 → 8O17 + 1H1
yaitu inti atom Nitrogen ditembak dengan partikel (2He4)
menjadi inti atom Oksigen dengan disertai timbulnya proton (1H1), inti atom
oksigen yang terbentuk bersifat radioaktif.
D. Hukum Fisika Dalam Reaksi Inti
Dalam reaksi inti juga berlaku hukum-hukum Fisika seperti
yang terjadi pada peristiwa-peristiwa Fisika yang lainnya antara lain berlaku :
a. Hukum kekekalan momentum,
b. Hukum kekekalan energi,
c. Hukum kekekalan jumlah muatan (nomor atom),
d. Hukum kekekalan jumlah nukleon (nomor massa).
Sehingga momentum, energi, nomor atom, dan nomor massa inti
sebelum reaksi dan sesudah reaksi harus sama.
E. Jenis Reaksi Inti
Dalam reaksi inti jika diperoleh Q > 0, maka reaksinya
dinamakan reaksi eksoterm yaitu selama reaksi berlangsung dilepaskan energi
sedangkan jika Q < 0, maka reaksinya dinamakan reaksi indoterm yaitu selama
reaksi berlangsung diperlukan energi. Reaksi inti dibedakan menjadi dua, yaitu
reaksi fisi dan reaksi fusi.
1. Reaksi Fisi
Reaksi fisi yaitu reaksi pembelahan inti atom berat menjadi
dua inti atom lain yang lebih ringan dengan disertai timbulnya energi yang sangat besar. Misalnya
inti atom uranium-235 ditembak dengan neutron sehingga terbelah menjadi inti
atom Xe-235 dan Sr-94 disertai dengan timbulnya 2 neutron yang memiliki energi
tinggi. Reaksinya dapat dituliskan :
92U235 + 0n1 → 54Xe235
+ 38Sr94 + 20n1 + Q
Dalam reaksi fisi yang terjadi akan dihasilkan energi
kira-kira sebesar 234 Mev. Dalam reaksi fisi ini timbul -baru yang berenergi
tinggi. Neutron-neutron yang timbul akan
menumbuk inti atom berat yang lain sehingga akan menimbulkan reaksi fisi yang
lain. Hal ini akan berlangsung terus sehingga semakin lama semakin banyak
reaksi inti yang dihasilkan dan dalam sekejab dapat timbul energi yang sangat
besar. Peristiwa semacam ini disebut reaksi
fisi berantai. Reaksi fisi berantai yang tak terkendali akan menyebabkan
timbulnya energi yang sangat besar dalam waktu relatif singkat, sehingga dapat
membahayakan kehidupan manusia. Reaksi berantai yang tak terkendali terjadi
pada Bom Atom. Energi yang timbul dari reaksi fisi yang terkendali dapat
dimanfaatkannya untuk kehidupan manusia. Reaksi fisi terkendali yaitu reaksi
fisi yang terjadi dalam reaktor nuklir (Reaktor Atom). Di mana dalam reaktor
nuklir neutron yang terbentuk ditangkap dan tingkat energinya diturunkan
sehingga reaksi fisi dapat dikendalikan.
Pada umumnya untuk menangkap neutron yang terjadi, digunakan
logam yang mampu menangkap neutron yaitu logam Cadmium atau Boron. Pengaturan
populasi neutron yang mengadakan reaksi fisi dikendalikan oleh batang
pengendali yang terbuat dari batang logam Cadmium, yang diatur dengan jalan
memasukkan batang pengendali ke dalam teras-teras bahan bakar dalam reaktor.
Dalam reaktor atom, energi yang timbul kebanyakan adalah energi panas, di mana
energi panas yang timbul dalam reaktor ditransfer keluar reaktor kemudian
digunakan untuk menggerakkan generator, sehingga diperoleh energi listrik.
2. Reaksi Fusi
Reaksi fusi yaitu reaksi penggabungan dua inti atom ringan
menjadi inti atom lain yang lebih berat dengan melepaskan energi.
Misalnya penggabungan deutron dengan deutron menghasilkan
triton dan proton dilepaskan energi sebesar kira-kira 4,03 MeV. Penggabungan
deutron dengan deutron menghasilkan inti He-3 dan neutron dengan melepaskan
energi sebesar 3,3 MeV. Penggabungan triton dengan triton menghasilkan inti
He-4 dengan melepaskan energi sebesar 17,6 MeV, yang reaksi fusinya dapat
dituliskan :
1H2 + 1H2 → 1H3
+ 1H1 + 4 MeV
1H2 + 1H2 → 2He3
+ 0n1 + 3,3 MeV
1H3 +1H3 → 2He4
+ 0n1 + 17,6 MeV
Agar dapat terjadi reaksi fusi diperlukan temperatur yang
sangat tinggi sekitar 108 K, sehingga reaksi fusi disebut juga reaksi termonuklir. Karena untuk bisa terjadi
reaksi fusi diperlukan suhu yang sangat tinggi, maka di matahari merupakan
tempat berlangsungnya reaksi fusi. Energi matahari yang sampai ke Bumi diduga
merupakan hasil reaksi fusi yang terjadi dalam matahari. Hal ini berdasarkan
hasil pengamatan bahwa matahari banyak mengandung hidrogen (1H1).
Dengan reaksi fusi berantai akan dihasilkan inti helium-4. Di mana reaksi
dimulai dengan penggabungan antardua atom hidrogen membentuk deutron,
selanjutnya antara deutron dengan deutron membentuk inti atom helium-3 dan
akhirnya dua inti atom helium-3 bergabung membentuk inti atom helium -4 dan 2
atom hidrogen dengan melepaskan energi total sekitar 26,7 MeV, yang reaksinya
dapat dituliskan:
1H1 + 1H1 → 1H2 + 1e0
+ Q1
1H2 + 1H2 → 2H3
+ γ + Q2
2H3 + 2H3 → 2He4
+ 2 1H1 + Q3
Reaksi tersebut dapat ditulis:
4 1H1 → 2He4 + 2 1e0 + Q
Comments
Post a Comment