Insurance Deductible Options - Importance Of Understanding Deductible Options Having a sound understanding of deductible options is an essential part of managing personal or business finances. Deductibles are the amount of money you pay out of pocket before insurance coverage starts. It's important to understand how deductibles work and the various options available to you. By choosing the right deductible option, you can manage your finances more effectively and ensure that you're not overpaying for insurance coverage. Furthermore, understanding deductible options can help you make informed decisions about healthcare services, business expenses, and other financial matters. In summary, having a good grasp of deductible options is a fundamental step in achieving financial stability and security. Types Of Deductibles A deductible is a type of expense that an individual or business must pay before receiving in
Oleh karena itu, perlu untuk menjelaskan dan membahas teori belajar. Agar lebih spesifik dan terarah, artikel ini akan memaparkan dan menjelaskan salah satu dari beberapa teori belajar yang ada, yaitu teori belajar kognitif menurut dua ahli, Piaget dan Bruner, dan diharapkan dapat memberikan pemahaman, menambah wawasan, dan dapat diterapkan dalam proses pembelajaran, khususnya bagi pendidik dan calon pendidik, sehingga peserta didik mengharapkan pembelajaran yang baik.
Pengertian Teori Piaget
Teori perkembangan kognitif Jean Piaget atau teori Piaget menunjukkan menjelaskan bahwa pertumbuhan anak berjalan seiring dengan perubahan tingkat kecerdasan anak. Perkembangan kognitif seorang anak bukan hanya tentang memperoleh pengetahuan, anak juga harus mengembangkan atau membangun mental pada dirinya. Menurut teori belajar Piaget, perkembangan mental atau kognitif anak terdiri dari empat tahapan yang berurutan. Tahapan tersebut adalah tahap sensori motor, tahap praoperasional, tahap operasional konkret, dan operasional formal.1. Tahap Sensori Motor dalam Teori Belajar Piaget
Tahap sensori motor terjadi pada usia 0 sampai dengan 2 tahun. Tahap ini ditandai dengan kecerdasan motorik (gerak), benda yang ada adalah benda yang tampak, dan tidak ada bahasa pada tahap awal.
2. Tahap Praoperasional dalam Teori Belajar Piaget
Tahap praoperasional terjadi pada usia 2 sampai dengan 7 tahun. Tahap ini ditandai dengan perkembangan kemampuan anak dalam berpikir secara egosentris, alasan-alasan didominasi oleh persepsi lebih banyak intuisi daripada pemikiran logis, dan anak belum cepat melakukan konservasi.
3. Tahap Operasional Konkret dalam Teori Belajar Piaget
Tahap operasional konkret berawal dari anak berusia 6 atau 7 tahun dan berakhir pada usia 11 tahun. Menurut Piaget, keterbatasan-keterbatasn yang dialami oleh anak pada usia praoperasional mulai mengalami perubahan pada tahap ini walaupun belum sepenuhnya berubah.
4. Tahap Operasional Formal dalam Teori Belajar Piaget
Tahap operasional formal pada anak dimulai pada usia 11 tahun dan berakhir pada usia 14 atau 15 tahun. Menurut Piaget, tahap operasional formal ini merupakan tahap akhir dari perkembangan struktur berpikir. Anak pada tahap ini sepenuhnya telah mampu melakukan operasi secara logis namun terbatas dalam pengalaman
Pengertian Teori Brunner
Pada Teori Bruner ini sering dikenal dengan nama discovery learning yang pada penerapannya meliputi pembelajaran berbasis lingkungan yang dilakukan agar anak mempunyai rasa peduli terhadap lingkungan sekitarnya. Menurut Bruner, proses belajar peserta didik dalam teori belajar Bruner terdiri dari tahap enaktif atau tahap kegiatan (enactive), tahap ikonik atau tahap gambar bayangan (iconic), dan tahap simbolik (symbolic). Berikut penjelasan lengkapnya.1. Tahap Enaktif atau Tahap Kegiatan (Enactive) dalam Teori Belajar Bruner
Tahap enaktif (enactive) merupakan tahap pertama anak dalam berhubungan dengan benda nyata atau peristiwa nyata di dunia sekitar. Pada tahap ini, anak masih berada dalam gerak refleks, mencoba-coba, dan belum harmonis.
2. Tahap Ikonik atau Tahap Gambar Bayangan (Iconic) dalam Teori Belajar Bruner
Pada tahap ikonik (iconic), anak telah mampu mengubah, menandai, dan menyimpan peristiwa atau benda dalam bentuk bayangan mental. Anak dapat membayangkan kembali. Anak dapat memberikan gambaran dalam pikirannya tentang benda atau peristiwa yang dialami atau dikenalnya pada tahap enaktif, meskipun benda atau peristiwa itu telah berlalu.
3. Tahap Simbolik (Symbolic) dalam Teori Belajar Bruner
Tahap simbolik (symbolic) merupakan tahapan terakhir belajar anak menurut teori belajar Bruner. Pada tahap simbolik ini, anak dapat mengutarakan bayangan mental yang telah didapatkannya pada tahap ikonik dalam bentuk simbol dan bahasa. Jika ia berjumpa dengan suatu simbol maka bayangan mental yang ditandai dengan simbol tersebut dapat dikenalnya kembali.
Konsep Dasar Teori Piaget dan Brunner
Konsep Dasar Teori Piaget ini banyak dipakai dalam penentuan proses pembelajaran di kelas SD terutama pembelajan IPA. Berdasarkan teori diatas, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan pembelajaran di kelas antara lain bahwa piaget beranggapan anak bukan merupakan suatu botol kosong yang siapun untuk di isi, melainkan anak secara aktif akan membangun pengetahuan dunianya, teori piaget ini mengajarkan kita pada suatu kenyataan bahwa seluruh anak mengikuti pola perkembangan yang sama tanpa mempertimbangkan kebudayaan dan kemampuan anak secara umum. Teori Piaget berfokus pada anak-anak mulai dari lahir hingga remaja dan menjelaskan berbagai tahap perkembangan termasuk Bahasa, moral, memori dan pemikiran (dalam Willis, R., 2011) . Sedangkan Konsep Dasar Teori Brunner terhadap belajar didasaran pada dua asumsi. Asumsi pertama adalah bahwa perolehan pengetahuan merupakan suatu proses interaktif, berlawanan dengan penganut teori perilaku Brunner yakin bahwa yang belajar berinteraksi dengan lingkungannya secara aktif, perubahan tidak hanya terjadi di lingkungan tetapi juga dalam diri orang itu sendiri. Brunner (dalam Nurhadi, N., 2020) mengemukakan bahwa belajar melibatkan tida proses yang berlangsung hamper bersamaan.Fungsi Teori Piaget dan Brunner
1. Memfokuskan pada proses berfikir atau proses mental anak tidak sekedar pada produknya.2. Pengenalan dan pengakuan atas peranan anak-anak yang penting sekali dalam inisiatif diri dan keterlibatan aktif dalam kegiatan pembelajaran.
3. Tidak menekankan pada praktek-praktek yang diarahkan untuk menjadikan anak-anak seperti orang dewasa pada pemikirannya.
Comments
Post a Comment