Pengelolaan Kelas Pada Pembelajaran Pendidikan SD Skip to main content

Big Ad

Featured Post

Insurance Deductible Options

Insurance Deductible Options - Importance Of Understanding Deductible Options Having a sound understanding of deductible options is an essential part of managing personal or business finances. Deductibles are the amount of money you pay out of pocket before insurance coverage starts. It's important to understand how deductibles work and the various options available to you. By choosing the right deductible option, you can manage your finances more effectively and ensure that you're not overpaying for insurance coverage. Furthermore, understanding deductible options can help you make informed decisions about healthcare services, business expenses, and other financial matters. In summary, having a good grasp of deductible options is a fundamental step in achieving financial stability and security. Types Of Deductibles A deductible is a type of expense that an individual or business must pay before receiving in

Pengelolaan Kelas Pada Pembelajaran Pendidikan SD


Pengelolaan Kelas Pada Pembelajaran Pendidikan SD

Kelas adalah salah satu tempat pembelajaran yang di dalamnya terdapat kepala-kepala dengan pemikiran dan logika yang berbeda satu sama lain namun harus disatukan pada satu sisi yaitu kenyamanan dalam pembelajaran dengan tujuan mendasar tidak lain adalah keberhasilan pembelajaran itu sendiri.

Akan tetapi, pola pembelajaran dalam ruangan tidak selalu efektif dalam waktu yang lama, karena selalu timbul kejenuhan bila seorang guru tidak berusaha sedemikian rupa untuk menimbulkan rasa nyaman bagi siswa – siswanya dalam belajar. Kejenuhan tersebut dapat terbentuk dalam berbagai macam penunjukkan perilaku, baik kenakalan, over aktif, lower aktif atau bahkan down spirit. Oleh karena itu, pengelolaan kelas agar kondisi kelas menjadi kondusif untuk melanjutkan kegiatan pembelajaran sangatlah diprioritaskan dalam dunia pendidikan, dan di dalam Pengelolaan tersebut termaktub berbagai poin yang harus dipertahankan maupun dirombak mengikuti siswa agar keharmonisan pembelajaran dapat dicapai.

Pada makalah ini, akan dibahas hal – hal yang berkaitan dengan Pengelolaan Kelas dengan tujuan agar dapat diaplikasikan kelak pada kelas yang sesungguhnya guna kesuksesan proses belajar mengajar.

Definisi Pengelolaan Kelas

Berikut beberapa definisi Pengelolaan Kelas yang diungkapkan orang para ahli:

1. Definisi Menurut Made Pidarta

Pengelolaan kelas ditinjau dari pengertian lama dan pengertian baru sebagai berikut:
  • Pengertian lama, Pengelolaan kelas adalah mempertahankan ketertiban kelas.
  • Pengertian baru, Pengelolaan kelas adalah proses seleksi dan menggunakan alat-alat yang tepat terhadap problem dan situasi pengelolaan kelas. Guru bertugas menciptakan, memperbaiki, danmemelihara organisasi kelas sehingga individu dapat memanfaaatkan kemampuannya, bakatnya, dan energinya pada tugas- tugas individual (Pidarta, tth: 47).
2. Definisi Menurut Suharsimi Arikunto

Pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan belajar mengajar dengan maksud agar tercapai kondisi yang optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar mengajar seperti yang diharapkan (Arikunto, 1986: 143).

3. Definisi Menurut Cece Wijaya dan Tabrani Rusyan

Pengelolaan kelas adalah usaha yang dilakukan guru untuk menata kehidupan kelas dimulai dari perencanaan kurikulumnya, penataan prosedur dan sumber belajarnya, pengaturan lingkungannya untuk memaksimalkan efisiensi, memantau kemajuan siswa, dan mengantisipasi masalah-masalah yang mungkin timbul (Wijaya dan Rusyan, 1994: 113).

4. Definisi Menurut Muljani A. Nurhadi

Pengelolaan kelas merupakan upaya mengelola siswa di kelas yang dilakukan untuk menciptakan dan mempertahankan suasana (kondisi) kelas yang menunjang program pengajaran dengan jalan menciptakan dan mempertahankan motivasi siswa untuk selalu terlibat dan berperan serta dalam proses pendidikan di sekolah (Nurhadi, 1983: 162).

Jadi, bila kita ambil garis tengah antara pengertian – pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pengelolaan kelas adalah upaya yang dilakukan guru dalam mengelola anak didiknya di kelas dengan menciptakan atau mempertahankan suasana atau kondisi kelas yang mendukung program pengajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Alasan Perlunya Strategi Pengelolaan Kelas

Peningkatan mutu pendidikan akan tercapai apabila proses belajar mengajar yang diselenggarakan di kelas benar-benar efektif dan berguna untuk mencapai kemampuan pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang diharapkan. Karena pada dasarnya proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan, di antaranya guru merupakan salah satu faktor yang penting dalam menentukan berhasilnya proses belajar mengajar di dalam kelas. Oleh karena itu guru dituntut untuk meningkatkan peran dan kompetensinya, guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan akan lebih mampu mengelola kelasnya sehingga hasil belajar siswa berada pada tingkat yang optimal. Adam dan Decey (dalam Usman, 2003) mengemukakan peranan guru dalam proses belajar mengajar adalah sebagai berikut: 
  • Guru sebagai demonstrator, 
  • Guru sebagai pengelola kelas, 
  • Guru sebagai mediator dan fasilitator 
  • Guru sebagai evaluator.
Sebagai tenaga profesional, seorang guru dituntut mampu mengelola kelas yaitu menciptakan dan mempertahankan kondisi belajar yang optimal bagi tercapainya tujuan pengajaran. Menurut Amatembun (dalam Supriyanto, 1991:22) “Pengelolaan kelas adalah upaya yang dilakukan oleh guru dalam menciptakan dan mempertahankan serta mengembang

tumbuhkan motivasi belajar untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan”. Sedangkan menurut Usman (2003:97) “Pengelolaan kelas yang efektif merupakan prasyarat mutlak bagi terjadinya proses belajar mengajar yang efektif”. Pengelolaan dipandang sebagai salah satu aspek penyelenggaraan sistem pembelajaran yang mendasar, di antara sekian macam tugas guru di dalamkelas. Berdasarkan uraian di atas, maka fungsi pengelolaan kelas sangat mendasar sekali karena kegiatan guru dalam mengelola kelas meliputi kegiatan mengelola tingkah laku siswa dalam kelas, menciptakan iklim sosio emosional dan mengelola proses kelompok, sehingga keberhasilan guru dalam menciptakan kondisi yang memungkinkan, indikatornya proses belajar mengajar berlangsung secara efektif.

Upaya – Upaya dalam Pengelolaan Kelas

Pengelolaan kelas jelas sekali membutuhkan pola – pola keterampilan tertentu agar maksud dan tujuan pengelolaan dapat dicapai dengan baik, berikut dua macam upaya pengelolaan kelas:

1. Preventif

Preventif Merupakan upaya yang dilakukan oleh guru untuk mencegah terjadinya gangguan dalam pembelajaran. Keterampilan ini berhubungan dengan kompetensi guru dalam mengambil inisiatif dan mengendalikan pelajaran dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal serta aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan keterampilan, yaitu sebagai berikut:

a. Sikap Tanggap
  • Guru memandang secara seksama ke seluruh sudut ruangan dan kepada seluruh siswa secara bergantian.
  • Bergerak mendekati, yaitu guru mendekati siswa yang menimbulkan gangguan atau kepada siswa yang menunjukkan aktivitas belajar dengan baik dan tekun di kelas.
  • Memberi pernyataan positif terhadap perilaku siswa yang baik dan nasehat atau teguran untuk siswa yang berperilaku negatif.
  • Memberi reaksi terhadap gangguan dan ketakacuhan yang dilakukan siswa
b. Membagi Perhatian

Pengelolaan kelas yang efektif akan terjadi bila guru mampu membagi perhatiannya kepada beberapa kegiatan yang berlangsung dalam waktu yang sama, seperti:
  • Visual, yaitu dengan pandangan mata atau gerakan tubuh lainnya,
  • Verbal, yaitu dengan kata-kata.
c. Pemutusan Perhatian Kelompok

Adalah salah satu upaya guru sebagai tenaga pendidik membangun rasa percaya diri dan tanggung jawab bagi siswa dalam bentuk kelompok agar dapat bertanggungjawab terhadap diri maupun terhadap kelompoknya, yaitu dengan tahapan sebagai berikut:
  • Memberi tanda pada kelompok
  • Meminta pertanggung jawaban anak didik
  • Memberikan pengarahan dan petunjuk yang jelas
  • Melakukan penghentian
  • Memberikan penguatan
  • Evaluasi Tingkat kemajuan anak didik
2. Kuratif

Merupaka keterampilan pengelolaan kelas yang berhubungan dengan pengembangan kondisi belajar yang optimal. Keterampilan ini sangat berkaitan dengan tanggapan guru terhadap gangguan anak didik yang berkelanjutan agar guru dapat mengembalikan kondisi belajar yang optimal.

Apabila terdapat siswa yang menimbulkan gangguan yang berulang-ulang walaupun guru telah menggunakan tingkah laku dan tanggapan yang sesuai, akan tetapi belum juga berhasil sebaiknya guru meminta bantuan kepala sekolah, guru konselor, atau orangtua siswa untuk membantu mengatasi gangguan tersebut.

Dua jenis keterampilan diatas adalah strategi yang baik digunakan untuk mengatur kondisi belajar mengajar di dalam kelas, namun lebih terarah pada penerapan tindakan pasif menghindarkan siswa dari gangguan yang dapat membuyarkan konsenterasi serta kesungguhan niat dalam belajar.

Sedangkan bila kita merujuk pada strategi pengelolaan kelas, didapat dua macam strategi yang biasa dihadapkan kepada siswa sebagai subjek pengelolaan tersebut.

Stategi itu adalah:

a. Modifikasi tingkah laku:

Analisis tingkah laku anak didik yang mengalami masalah kemudian modifikasi.

b. Pendekatan pemecahan masalah kelompok Dengan cara:
  • Memperlancar tugas-tugas melalui kerjasama yang baik
  • Memelihara kegiatan-kegiatan kelompok, memulihkan semangat anak didik, dan menangani konflik yang timbul
  • Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah


Komponen – Komponen Pengelolaan Kelas

1. Pengelolaan Kelas/tempat belajar

Merupakan upaya mendayagunakan potensi kelas dengan cara melakukan seleksi terhadap penggunaan alat-alat yang tepat terhadap problema dannsituasi kelas. Hal yang dilakukan dalam pengelolaan kelas atau tempat elajar:

a. Pengaturan tempat duduk (meja dan kursi) Pengaturan ini berdasarkan prinsip-prinsip:
  • Aksebilitas, yaitu kemudahan siswa untuk menjangkau alat dan sumber belajar yang tersedia.
  • Mobilitas, yaitu memudahkan siswa dan guru untuk bergerak dari satu bagian ke bagian lain dalam kelas.
  • Interaksi, memudahkan terjadi interaksi dalam proses pembelajaran antara guru dan siswa dan antar siswa.
  • Variasi kerja siswa, memungkinkan siswa untuk dapat bekerja secara perorangan atau kelompok.
2. Pengaturan alat-alat pengajaran.

Diantara alat-alat pengajaran dikelas yang harus diatur adalah sebagai berikut:

a. Perpustakaan kelas
  • Sekolah yang maju memiliki perpustakaan disetiap kelas.
  • Pengaturannya dilakukan bersama-sama anak didik
b. Alat peraga / media pengajaran
  • Alat peraga atau media pengajaran semestiunya diletakan di kelas agar mudah penggunaannya
c. Papan tulis, kapur tulis, dan lain-lain
  • Ukurannya disesuaikan
  • Warnanya harus kontras
  • Penempatannya memperhatikan estetika dan terjangkau oleh anak didik
d. Papan presensi anak didik
  • Di tempatkan dibagian depan sehingga dapat dilihat oleh semua anak didik
  • Difungsikan sebagaimana mestinya
3. Penataan keindahan dan kebersihan kelas.

a. Hiasan dinding
  • Burung garuda - gambar pahlawan
  • Teks proklamasi - Peta/Globe
  • Slogan pendidikan - Gambar presiden dan wakil presiden
b. Penempatan lemari
  • Lemari buku diletakkan di depan
  • Lemari alat-alat peraga diletakkan di belakang
c. Pemelihara kebersihan
  • Anak didik bergiliran membersihkan kelas
  • Guru memeriksa kebersihan dan ketertiban kelas
d. Ventilasi dan tata cahaya.
  • Ventilasi sesuai dengan ruangan kelas
  • Sebaiknya tidak merokok
  • Pengaturan cahaya perlu diperhatikan sehingga cahaya yang masuk cukup
  • Cahaya masuk dari arah kiri, jangan berlawanan dengan bagian depan
4. Pengaturan anak didik

Pengelolaan siswa dalam satu kelas dapat dilakukan secara perorangan, berpasangan, kelompok, sesuai keterlibatan siswa siswa, interaksi belajar, dan ketersedian sarana dan prasarana pendidikan serta karakteristik siswa. Kegiatan interkasi edukatif dengan pendekatan kelompok mengehendaki peninjauan pada aspek perbedaan individual anak didik. Postur tubuh anak didik yang tinggi sebaiknya ditempatkan dibelakang, anak didik yang mengalami gangguan penglihatan atau pendengaran sebaiknaya ditempatkan

didepan kelas. Dengan begitu mata anaka didik yang minus dapat melihat tulisan dipapan tulis dengan cukup baik. Anak didik cerdas berdampingan dengan ynga kurang cerdas. Anak pandai bicara dengan anak pendiam. Sekolompok anak didik yang suka berulah harus dipisahkan dan harus dalam pengawasan guru.

5. Pengelolaan Isi/ Materi Pembelajaran

Pengelolaan isi atau materi pelajaran yng dilakukan guru harus disiapkan dan direncanakan dalam silabus dan sistem penilaian yang dibuat guru. Dari silabus yang dibuat oleh guru akan tergambar jenis dan satuan pendidikan dan tingkatan kelas serta semester, standar kompetensi kelulusan per mata pelajaran yang harus dicapai siswa, kompetensi pembelajaran setiap materi pokok pembelajaran, indikator dan hasil belajar siswa, perencanaan pengalaman belajar, dan pengembangan kecakapan hidup, skenario pembelajaran, penilaian serta sumebr, alat dan media pembelajaran yang digunakan.

6. Pengelolaan Sumber Belajar


Contoh sumber belajar antara lain:

SDM: guru, kepala sekolah, dan tenaga kependidikan Secara fisik yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar di sekolah adalah perpustakaan, laboratorium, serta media cetak dan elektronik. Sumber belajar lainnya adalah iklim fisik dan iklim psikologis yang ada di sekolah.

Peran Guru Dalam Pengelolaan Kelas

Pada dasarnya proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan, di antaranya guru merupakan salah satu faktor yang penting dalam menentukan berhasilnya proses belajar mengajar di dalam kelas. Oleh karena itu guru dituntut untuk meningkatkan peran dan kompetensinya, guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan akan lebih mampu mengelola kelasnya sehingga hasil belajar siswa berada pada tingkat yang optimal. Adam dan Decey (dalam Usman, 2003) mengemukakan peranan guru dalam proses belajar mengajar adalah sebagai berikut: 
  • Guru sebagai demonstrator, 
  • Guru sebagai pengelola kelas,
  • Guru sebagai mediator dan fasilitator 
  • Guru sebagai valuator.
1. Guru Sebagai Demonstrator

Guru menjadi sosok yang ideal bagi siswanya hal ini dibuktikan apabila ada orang tua yang memberikan argumen yang berbeda dengan gurunya maka siswa tersebut akan menyalahkan argumen si orangtua dan membenarkan seorang guru. Guru adalah acuan bagi peserta didiknya oleh karena itu segala tingkah laku yang dilakukannya sebagian besar akan ditiru oleh siswanya. Guru sebagai demonstrator dapat diasumsikan guru sebagai tauladan bagi siswanya dan contoh bagi peserta didik.

2. Guru Sebagai Evaluator


Evaluator atau menilai sangat penting adalah rangkaian pembelajaran karena setiap pembelajaran pada akhirnya adalah nilai yang dilihat baik kuantitatif maupun kualitatif. Rangkaian evaluasi meliputi persiapan, pelaksanaan, evaluasi. Tingkat pemikiran ada beberapa tingkatan antara lain:

Mengetahui - Mengerti - Mengaplikasikan - Analisis - Sintesis (analisis dalam berbagai sudut) – Evaluasi

Manfaat evaluasi bisa digunakan sebagai umpan balik untuk siswa sehingga hasil nilai ini bukan hanya suatu point saja melainkan menjadi solusi untuk mencari kelemahan di pembelajaran yang sudah diajarkan. Hal -hal yang paling penting dalam melaksanakan evaluasi. Harus dilakukan oleh semua aspek baik

efektif, kognitif dan psikomotorik. Evaluasi dilakukan secara terus menerus dengan pola hasil evaluasi dan proses evaluasi. Evalusi dilakuakan dengan berbagai proses instrument harus terbuka

3. Guru Sebagai Pengelola Kelas

Manager memenage kelas, tanpa kemampuan ini maka performence dan karisma guru akan menurun, bahkan kegiatan pembeajaran bisa kacau tanpa tujuan. Guru Sebagai Pengelola Kelas, agar anak didik betah tinggal di kelas dengan motivasi yang tinggi untuk senantiasa belajar di dalamnya. Beberapa fungsi guru sebagai pengelola kelas: Merancang tujuan pembelajaran mengorganisasi beberapa sumber pembelajaran Memotivasi, mendorong, dan menstimulasi siswa. Ada 2 macam dalam memotivasi belajar bisa dilakukan dengan hukuman atau dengan reaward Mengawasi segala sesuatu apakah berjalan dengan lancar apa belum dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran

4. Guru Sebagai Fasilitator

Seorang guru harus dapat menguasai benar materi yag akan diajarkan juga media yang akan digunakan bahkan lingkungan sendiri juga termasuk sebagai sember belajar yang harus dipelajari oleh seorang guru. Seorang siswa mempunyai beberapa kemampuan menyerap materi berbeda-beda oleh karena itu pendidik harus pandai dalam merancang media untuk membantu siswa agar mudah memahami pelajaran. Keterampilan untuk merancang media pembelajaran adalah hal yang pokok yang harus dikuasai, sehingga pelajaran yang akan diajarkan bisa dapat diserap dengan mudah oleh peserta didik. Media pembelajaran didalam kelas sangat banyak sekali macamnya misalkan torsu, chart maket, LCD, OHP/OHT, dll.


Comments

Populer

Cara Kerja Kincir Angin: Pengertian, Manfaat, Kelebihan dan kekurangannya

Pengertian Kincir Angin Kincir angin adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengubah energi angin menjadi energi listrik. Sehingga kincir angin dapat dimanfaatkan untuk pembangkit listrik dalam kehidupan sehari-hari. Di Indonesia daerah yang sudah menerapkan pembangkit listrik tenaga angin ialah Nusa Tengara Timur dan Yogyakarta. Cara Kerja Kincir Angin Cara kerja kincir angin ialah dengan memanfaatkan tiupan angin untuk memutar motor hingga bisa diubah menjadi energi listrik. Maka dari itu, alat ini biasanya digunakan di daerah pulau-pulau kecil yang memiliki tiupan angin stabil dan kencang. Pada kincir angin terdapat beberapa bagian yang menjadi komponennya seperti generator dan baling-baling. Kedua komponen tersebut membantu kerja kincir angin agar bisa menghasilkan energi listrik. Di bawah ini rangkain kerja dari kincir angin, antara lain: Kerja kincir angin diawali dengan adanya sumber energi angin yang mengakibatkan turbin atau kincir angin berputar Kemudian putaran dari turbin

Cara Kerja Komputer

Cikal bakal komputer hanyalah sebuah mesin hitung sederhana. Zaman dahulu komputer hanya mesin hitung untuk menghitung tabel angka. Seiring dengan berjalannya waktu, komputer mengalami perkembangan dan telah dilengkapi dengan berbagai fitur canggih yang bermanfaat untuk mempermudah kegiatan manusia. Komputer merupakan alat elektronik yang terdiri dari rangkaian berbagai komponen yang saling terhubung sehingga akan membentuk suatu sistem kerja. Cara kerja komputer tersebut dapat melakukan pekerjaan secara otomatis berdasarkan program yang di perintahkan kepadanya sehingga mampu untuk menghasilkan informasi berdasarkan data dan program yang telah ada. Suatu pengolahan data dengan menggunakan komputer sebagai medianya dikenal dengan istilah Electronic Data Processing (EDP). Pengolahan data merupakan suatu proses dimana sebuah data diproses atau diubah ke dalam bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti, yang berupa sebuah informasi. Agar komputer bisa digunakan untuk mengolah sebuah dat

Financial Crisis Preparedness

Financial Crisis Preparedness Importance Of Financial Crisis Preparedness Financial crisis preparedness is of crucial importance for individuals, businesses, and governments alike. A financial crisis can have far-reaching impacts on the economy, leading to job losses, business closures, and declining financial markets. It is essential to have a well-developed crisis plan in place to help mitigate the effects of a financial crisis and ensure a swift recovery. Such a plan should include measures to manage risks, maintain financial stability, and ensure access to emergency funding. Additionally, it should involve regular stress tests to assess the ability of the financial system to withstand shocks. The benefits of such preparedness are significant and can help to prevent or minimize the negative impacts of a financial crisis on the economy and society as a whole. - The Impact Of Financial Crises On Individuals And Economies Financial crises